Peringati 946 Tahun Pertempuran Malazgirt, Erdogan Seru Rakyat Turki Belajar dari Sejarah


Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu (26/08) bersumpah akan menumpas terorisme di negaranya dengan cara mengikuti jejak langkah para leluhur pendahulu bangsa Turki. Di depan ribuan orang di provinsi Mus bagian timur saat memperingati 946 tahun Pertempuran Malazgirt, Erdogan menyerukan rakyat Turki untuk memahami betul makna kemenangan-kemenangan bersejarah mereka yang sangat penting, terutama kemenangan di Malazgirt.

Dalam pertempuran Malazgirt yang juga dikenal sebagai pertempuran Manzikert pada tanggal 26 Agustus 1071 itu, pasukan Seljuk Turki yang dipimpin oleh Sultan Alparslan berhasil mengalahkan tentara-tentara Bizantium Romawi. Kemenangan ini berakibat jatuhnya wilayah Anatolia atau AsiaKecil ke dalam kekuasaan Turki.

“Orang-orang yang berjuang bersama Sultan Alparslan dan Sultan Kilijarslan, mereka juga yang berjuang bersama kita pada tanggal 15 Juli (saat terjadi upaya kudeta yang gagal),” kata Erdogan. Upaya kudeta yang gagal tahun lalu telah menyebabkan 250 orang tewas, sementara hampir 2.200 orang lainnya mengalami cidera.

“Orang-orang yang berjuang bersama Osmangazi (bapak pendiri imperium Khilafah Utsmaniyah), Fatih Sultan Mehmet Khan (atau Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Khilafah Utsmaniyah yang menaklukkan Istanbul), Sultan Abdul Hamid Khan (Sultan ke-34 imperium Ottoman), dan Mustafa Kemal (pendiri Republik Turki), mereka juga yang berjuang bersama kita pada tanggal 15 Juli”, kata Erdogan menegaskan.

“Pola permainannya sama. Targetnya juga sama. Hanya, skenario dan pelaku-pelakunya saja yang berbeda.” Menurut Erdogan, kelompok teror FETO dan PKK adalah bagian dari permainan itu.

“FETO merupakan sebuah pion dalam permainan ini. PKK, YPG, PYD, ISIS (dan) organisasi teror lain semuanya adalah pion.”

“Mereka semua adalah pion yang diperalat oleh kekuatan-kekuatan lain yang punya kaki tangan di negara kita. Perjuangan kita bukan hanya akan melawan pion-pion tersebut, tetapi juga terutama kita akan melawan kekuatan-kekuatan yang mengendalikannya.”

Pemerintah Turki menuding organisasi FETO sebagai organisasi teroris bersama pemimpin mereka, Fetullah Gulen, yang berada di Amerika bertanggung jawab di balik upaya kudeta yang gagal pada malam tanggal 15 Juli 2016 lalu.

Ankara juga menuduh FETO berada di balik sebuah gerakan dan kampanye yang sudah berlangsung lama untuk menggulingkan negara dengan cara menginfiltrasi institusi-institusi resmi, terutama militer, kepolisian, dan lembaga peradilan.

“Mereka yang tidak memahami Pertempuran Malazgirt, pasti tidak bisa memahami mengapa kita di setiap kesempatan mengatakan: satu bangsa, satu bendera, satu tanah air, satu negara,” jelas Erdogan. “Kita akan terus berjuang sampai tidak ada lagi terorisme di sini. Tidak ada orang yang berhak untuk mengacaukan negara kita.”

Dalam kesempatan ini, Erdogan juga mengumumkan satu target baru bagi negeranya.

“Sebagaimana visi Turki di tahun 2023 dan 2053 nanti, kita juga telah mencanangkan 2071 (yang juga menandai peringatan 1000 tahun Pertempuran Malazgirt) sebagai sebuah ‘cakrawala’ bagi diri kita.”

Turki telah menentukan sejumlah target dan tujuan-tujuan tertentu, termasuk di dalamnya adalah kemajuan besar di bidang ekonomi, energi, layanan kesehatan, dan transportasi pada tahun 2023 nanti yang akan menandai satu abad berdirinya Republik Turki. Sementara pada tahun 2053 akan dijadikan momentum peringatan 600 tahun penaklukan Istanbul. (Rud)


Sumber: World Bulletin/kIBLAT DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment