Jakarta Banjir, Ahok Bilang Karena Sabotase
Jakarta terendam banjir. Tak kurang 50 titik wilayah Jakarta yang terendam banjir. Hujan yang mengguyur Jakarta sepanjang malam dan hari ini, mengakibatkan banjir.
Tapi, anehnya Gubernur Ahok, melihat Jakarta di mana-mana terendam banjir, dan mengakibatkan kemacetan lalul-lintas, bukannya dia terjun mengatasi banjir dan kemacetan, tapi justru dari mulutnya keluar 'umpatan' bahwa banjir yang terjadi itu akibat sabotase.
Dalam menyikapi banjir itu, Ahok menilai ada sabotase terutama di daerah Istiqlal menyebabkan banjir di kawasan Balikota dan Istana. Ahok berkeyakinan, selama ini sudah diantisapi bahwa banjir tidak akan menjamah Istana maupun kawasan strategis lainnya, kenyataan boong.
Ahok mencurigai ada orang yang sengaja ingin menjatuhkan dirinya dengan isu banjir, padahal selama ini sudah melakukan persiapan menghadapi banjir.
Ungkapan Ahok yang menyebutkan 'sabotase' itu entah dituduhkan kepada siapa? Siapa yang melakukan sabotase itu? Mestinya Ahok menyebutkan siapa pelaku sabotase.
Mungkin Ahok sudah 'stress' akibat berbagai masalah yang melilit Jakarta, mulai dari kemacetan, banjir, semrawutnya kota Jakarta, pedagang kaki lima, dan lainnya, maka yang paling enak mencari kambing hitam dengan bilang 'sabotase', ketika Jakarta terendam banjir.
Ahok tidak punya pengalaman mengelola daerah dengan jumlah penduduk 15 juta, dan hanya pernah mengelola Belitung dan penduduknya tidak sampai 500.000. Sekarang harus mengelola ibukota Jakarta, jadi Ahok stress. Kemudian, menuduh ada sabotase, yang mengakibatkan banjir. Ironis.
Sekarang, banjir melanda kawasan Istana Kepresidenan tak luput dari banjir yang datang akibat tingginya curah hujan. Jalan di depan Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, air menggenang setinggi 30 cm dan semakin dalam saat menuju lampu merah pertigaan ke Harmoni.
Pantauan detikcom di lokasi, Senin (9/2/2015) pukul 12.25 WIB, saat melewati depan Istana terlihat air setinggi mata kaki orang dewasa. Melewati lampu merah pertigaan depan Istana ke arah Harmoni air semakin tinggi yakni mencapai 50 cm.
Para pengguna sepeda motor memilih untuk mematikan mesin dan mendorong motor mereka agar tidak mogok. Sebagian lagi memilih menerabas genangan dan ada juga yang berakhir dengan mati mesin karana terendam air. Mereka akhirnya meminggirkan motornya dan memeriksa kondisi kendaraan yang mogok itu.
Sejumlah polisi yang mengenakan jas hujan terlihat berjaga dan mengatur lalu lintas di dekat lampu merah. Hujan juga masih mengguyur dengan lebat.
Sementara itu, di Jalan Medan Merdeka Barat tak terlihat kendaraan yang melintas. Jalan di depan Kemenko PMK dan Gedung Mahkamah Konstitusi itu juga tak luput dari banjir. Bagaimana Ahok masih ingin menjadi gubernur atau presiden? (dimas/dbs/voa-islam.com)
0 komentar:
Post a Comment