Erdogan, Cahaya dalam Gulita Dunia
By: Nandang Burhanudin
*****
Melihat perannya dipandang sebelah mata, Erdogan menegaskan, bahwa Turki harus menjadi negara kaya raya yang kuat dan disegani dunia.
Bayangkan, saat kasus Mavi Marmara, tak ada negara yang empatik dengan Turki.
Saat Turki serius menyerang Assad, AS dan dunia takluk dengan loby zionis.
Ketika Turki serius pula membawa tragedi Rabia ke forum dunia, sekali lagi dunia bungkam.
Turki menjadi cahaya di tengah kegelapan dan kemunafikan dunia. Maka wajar Turki dibenci dan oposisi Turki dibangkitkan. Sayangnya, keberanian Turki tidak didukung dunia Arab dan Islam. Entah engki atau iri. Sedangkan Eropa enggan menerima usulan Turki sebagai anggota NATO. Mungkin trauma, jika Turki kembali mendunia.
Teringat saat tahun 1996-2000, harga 1 dollar ditukar dengan mata uang Turki masih puluhan ribu. Kini 1 dollar= 1.7 Lira. Bandingkan dengan Indonesia dan Mesir.
Suksesnya Turki dan Erdogan bukan karena teori muluk. Teori yang digunakan sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, yaitu: menjadi manusia dan memanusiakan manusia. Misinya menjaga keseimbangan dengan keadilan berkesinambungan.
Maka sangat wajar bila Israel geram. Karena Israel satu-satunya negara arogan yang tidak menganggap selain rasnya sebagai manusia. Demikian pula dengan negara yang takluk atas lobi Yahudi. Tengok Syiria, Burma, Mesir. Setiap kali muslimin dibantai, atau masjid dihancurkan, dunia diam. OKI bungkam, karena OKI didominasi negara-negara Arab yang sudah diaklukkan Zionis. Apalagi ketika Gaza yang dikomando HAMAS gigih melawan Israel. Dunia malam mencap HAMAS teroris. Sedangkan Israel yang mematikan ribuan warga Gaza dianggap pahlawan.
Turki pada awalnya optimis, aliansi dengan Mursi dapat membuat keseimbangan Timur Tengah. Mengingat Israel-Yahudi tak mengerti selain bahasa senjata. Israel membaca, jika aliansi Turki-Mesir terjadi, maka Gaza akan semakin kuat. Maka sejak 2011 saat Mubarak lengser, Israel telah menyiapkan seluruh agen-agennya untuk menyebar dan satu komando: menyingkirkan Mursi dan merusak persepsi dunia tentang Ikhwanul Muslimin. Agen-agen Mossad pun menyusup ke gerakan-gerakan Islam yang secara pemahaman berbeda dengan Ikhwan. Maka kita lihat, Israel sukses besar: Mursi dikudeta, anggota Ikhwan dibantai, dan proposal Turki dianggap angin lalu.
Oleh karena itu, di Timteng, hanya Turki, Tunisia dan Qatar kekuatan manusia normal berada. Sisanya sudah absolutely menjadi pendukung gila Israel, baik terang-terangan ataupun tersembunyi. Maka sangat wajar bila Turki dan Erdogan kini jadi sasaran tembak. Sesuai dengan misi besar big boss. Namun sayangnya, para pegiat Islam justru tidak menyadarinya. Akibat kemandulan menafsirkan dalil dalam tataran realita.
So, untuk siapa mereka ang anti Erdogan-Mursi-Ikhwan bekerja? Yakinlah itu jawabannya
0 komentar:
Post a Comment