.jpg)
Media-media Mesir melaporkan, mantan Wakil Perdana Menteri Interim Mesir, Muhamad El-Baradei menyebutkan peristiwa di Mesir pada 30 Juni 2013 lalu sebagai kudeta militer.
Pernyataan El-Baradei tersebut dinyatakan selama pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Brussel, Belgia.
El-Baradei juga mengatakan, dirinya mempunyai rencana untuk membubarkan aksi damai pendukung Ikhwanul Muslimin (IM) di Raba'ah Al-Adawiyah dan Al-Nahda Square secara damai melalui dialog politik, namun, tentara dan polisi terburu-buru untuk membubarkan aksi duduk secara paksa.
Mantan ketua Partai Konstitusi, Dr. Ahmed Darraj menyangkal pemberitaan tersebut dengan mengatakan bahwa El-Baradei tidak akan berani untuk menyebutkan apa yang terjadi di Mesir pada 30 Juni sebagai kudeta militer, karena El-Baradei adalah anggota Front Penyelamat Nasional (National Salvation Front).
"Dan dengan demikian ia tahu betul bahwa apa yang terjadi pada 30 Juni adalah gerakan masyarakat. Saya percaya bahwa deskripsi El-Baradei tentang tragedi 30 Juni (kepada Uni Eropa) tidak benar," kata Darraj sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi'raj News Agency (MINA).
Sementara itu, Khalid Daud, Juru Bicara Partai Konstitusi, menolak untuk mengomentari pernyataan El-Baradei. "Saya tidak memiliki informasi tentang itu, El-Baradei telah menegaskan kepada kami komitmennya terhadap prinsip-prinsip revolusi untuk mencapai demokrasi," ujarnya. (mina).
0 komentar:
Post a Comment