Pengungsi Rohingya dipaksa kembali ke Myanmar
Bangladesh telah menahan dan secara paksa mengembalikan setidaknya 90 pengungsi Muslim Rohingya ke Myanmar, saat ribuan warga sipil dari daerah etnis minoritas itu terjebak di perbatasan dan berusaha melepaskan diri dari kekerasan tanpa henti yang telah merenggut nyawa puluhan orang.
Sedikitnya 20 Rohingya ditangkap pada hari Ahad (27/8/2017) dan dikirim kembali setelah melintasi sungai Naf, sebuah perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh, ungkap Ariful Islam, seorang komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), kepada kantor berita AFP.
Secara terpisah, sekelompok 70 Rohingya juga dikirim kembali oleh polisi pada Sabtu malam, setelah mereka melintasi zona perbatasan “garis nol”, di mana tentara Myanmar sebelumnya menembakkan mortir dan senapan mesin ke arah penduduk Rohingya, yang menyebabkan kerusuhan berbahaya di negara bagian Rakhine, Myanmar utara.
Penduduk Rohingya ditangkap kira-kira empat kilometer di wilayah Bangladesh, saat mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah kamp pengungsi di Kutupalong. Kamp pengungsi yang kumuh di Kutupalong telah menampung ribuan pengungsi Rohingya, jelas kepala polisi setempat Abul Khaer.
“Semua 70 orang ditahan dan kemudian dibawa kembali ke Myanmar oleh penjaga perbatasan,” kata Khaer kepada AFP.
“Mereka memohon kepada kami untuk tidak mengirim mereka kembali ke Myanmar,” kata petugas polisi lain tanpa menyebut nama.
Sejak kekerasan meletus, ribuan orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, namun pihak berwenang di sana menolak sebagian besar dari mereka.
(ameera/arrahmah.com)
0 komentar:
Post a Comment