Anggota Dewan Pengupahan Nasional Iswan Abdullah mengatakan kenaikan BBM dan upah minimum sebesar inflasi tahun berjalan akan menjadi kado pertama pemerintahan pilihan Rakyat Indonesia Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal ini menurut Irwan karena desakan dari para cukongnya yakni kapitalis asing atau Apindo.
Dia mengatakan dampak langsung dari kebijakan ini tentunya bagi rakyat bawah yang mayoritas pendukung Jokowi-Jk dan Buruh adalah penurunan daya beli secara riil akibat kenaikan seluruh barang dan jasa.
"Nampaknya buruh khususnya penerima upah minimum termasuk rakyat yang berpenghasilan dibawah upah minimum akan terus menjadi miskin secara struktural akibat kedua kebijakan yang akan segera diambil ini," tulis Iswan pada akun Facebooknya, Sabtu (23/8).
Namun, lanjut Iswan, bagi pemerintah terpilih kenaikan BBM adalah sebuah prestasi yang harus mendapatkan apresiasi dan akreditasi positif pertama diawal masa pemerintahannya oleh para kapitalis terutama para penganut ekonomi pasar atau liberal karena subsidi BBM adalah sebuah pemborosan atau penghamburan uang negara yang tak perlu dan pencabutan subsidi akan mendorong peningkatan Pertumbuhan ekonomi.
Iswan menilai, kebijakan kenaikan harga BBM tentunya bagi "Rezim boneka" harus segera diambil sebagai bukti ketaatan terhadap Apindo, asing, dan kapitalis sekalipun harus meninggalkan landasan konstitusi sebagai sebuah negara merdeka, berdaulat dan mandiri sebagai mana telah diatur didalam UUD 1945 pasal 33.
"Inilah taruhan rezim baru yang akan dipertontonkan dan akan dirasakan langsung oleh rakyat bawah akibat pilihan kebijakan yang pro pasar atau kapitalis dengan meninggalkan kebijakan pro rakyat," katanya.
Iswan mengatakan, tidak ada jalan lain bagi rakyat khususnya buruh yang terorganisir dalam Serikat Pekerja atau Serikat Buruh yang selama ini terus melakukan kontrol bahkan melakukan perlawanan penolakan terhadap kebijakan negara yang tak memihak rakyat dan buruh untuk terus mengorganisir, mengkonsolidasi dan memobilisasi kekuatan rakyat dan buruh untuk terus melakukan perlawanan dengan tetap taat dan tidak mengabaikan ketentuan yang berlaku dalam suasana yang damai, kondusif, konstruktif jauh dari hal-hal yang bersifat Anarkis dengan strategi perjuangan konsep, lobby, aksi dan politik.
Tak lupa, Iswan juga berpesan kepada seluruh aktivis buruh agar tetap solid menjaga persatuan dan kebersamaan karena tantangan kedepan lebih berat dari sebelumnya.
"Mari kita jaga soliditas, solidaritas, persatuan, kebersamaan dan militansi yang kita bangun selama ini serta yang tidak kalah penting adalah jaga stamina karena analisisnya perjuangan kita di masa rezim hasil pilpres 2014 ini tantangannya mungkin 2 kali atau bahkan 4 kali lipat dibandingkan yang kita hadapi ditahun-tahun sebelumnya," ungkap Iswan.
"Ingat kawan-kawan pejuang rakyat, dari awal sudah jelas disana ada Apindo Sofyan Wanandi cs (kapitalis Asing) bahkan kalau tak berlebihan sesungguhnya Rezim ini sebagai kemenangan penjajahan baru 'Neo Kolonialisme'," pungkasnya.[dm]
0 komentar:
Post a Comment