Jenggot bukan ciri-ciri teroris, ISIS, atau Wahabi,tapi jenggot merupakan sunnah nabi,
Pemerintah Indonesia mencetak jutaan atau milyaran lembar mata uang 5000 rupiah yang berisi gambar pahlawan nasional berjenggot. Jadi, pemerintah indonesia pun tidak anti dengan pria berjenggot, bahkan menghargainya.
Pahlawan negara kita aja jenggotan, apakah pahlawan ini adalah teroris? apakah ada yang tega mengejek pahlawan ini seperti kambing karena berjenggot?
Dan lebih dari itu, Rasulullah pun berjenggot dan memerintahkan para lelaki untuk memelihara jenggotnya (bagi yg memang tumbuh jenggotnya secara alami). Apakah ada yang berani mencela dan mengejek Rasulullah karena berjenggot????
=========================
Biarkan jenggot Anda tumbuh...
Itu sunnah...
“Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Muslim)
“Ada sepuluh macam fitroh, yaitu memendekkan kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung,-pen), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok) dengan air.” (HR. Muslim)
Ketika Kisro (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka melihat keduanya. Beliau bertanya,”Celaka kalian! Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini?” Keduanya berkata, ”Tuan kami (yaitu Kisra) memerintahkan kami seperti ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan menggunting kumisku.” (HR. Thabrani)
Perintah memelihara jenggot adalah bagi yang jenggotnya bisa tumbuh secara alami, sedangkan bagi pria yang memang jenggotnya tidak bisa tumbuh maka tidak ada kewajiban untuk menumbuhkan jenggot. Ibaratnya, pria wajib menafkahi anak, namun jika ada pria tidak punya anak maka tentu tidak terkena kewajiban menafkahi anak.
0 komentar:
Post a Comment