Kegembiraan politik yang ingin dihadirkan oleh presiden terpilih Jokowi terkandas sudah. Hanya beberapa minggu usai menggelar pesta rakyat untuk mengantarkan dirinya ke tahta kekuasaan, situasi dengan cepat berubah drastis.
Maklum, para loyalis yang berjuang mati-matian untuk mengantarkan Jokowi menjadi presiden, terpaksa gigit jari. Sebagian besar dari mereka tidak kebagian kursi empuk kabinet. Kenyataan itu memicu kegusaran dan sakit hati yang luar biasa.
Celakanya, ihwal bagi-bagi jabatan bergengsi berlambel menteri itu dan ini, akhirnya berakhir dengan konflik yang serius dan memalukan. Sejumlah kawanan dedengkot PDIP tersingkir. Tidak kebagian jatah kekuasaan, lalu mulai pasang jurus baru: Membuat kegaduhan di parlemen dengan mengusung Pimpinan DPR gadungan alias tandingan.
Sebagian lainnya yang berada di luar parlemen, melontarkan perlawanan berupa isu menolak kenaikan harga BBM. Tumben, kemarin membela secara membabi-buta, kini berbalik melucuti pencitraan palsu Jokowi.
Akrobat politik pragmatis para dedengkot PDIP, jelas membuat Megawati Soekarnoputri tersudut. Mega membisu, tak berdaya menghadapi amuk politisi moncong putih yang makin ganas dan haus kekuasaan.
Bahkan konon kabarnya, komplotan konglomerat aseng yang menjadi penyokong "hepeng" besar bagi kemenangan Jokowi, mulai menarik diri. Hajat meraih untung dari kekuasaan Jokowi tak berjalan mulus. Kenyataan tersebut membuat rakyat harus bersikap waspada !
salam
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98
0 komentar:
Post a Comment