Rob'ah Al-Adawiyah, Medan Penyaringan Pahlawan
By: Nandang Burhanudin
******
Pejuang Al-Haq ditanya, mengapa barisan Al-Haq mudah disusupi sel-sel kebatilan? Sedangkan kebatilan susah sekali disusupi pejuang Al-Haq?
Jawabannya: Karena sel-sel kebatilan sangat mudah berpura- pura, berkamuflase, atau menjelma dengan tampilan Al-Haq. Sedangkan Al-Haq akan sangat kesulitan berpura-pura, berkamuflase, atau menjelma sebagai kebatilan.
Contoh: Sel kebatilan mudah saja menjelma menjadi ahli shalat, berpuasa, berhaji, bersyahadat, dan sholeh secara sosial. Sebaliknya pejuang Al-Haq tidak mungkin berzina-mabuk-mencuri-atau melakukan hal-hal yang Allah haramkan.
Lalu bagaimana Al-Haq membersihkan kebatilan? Allah Ta'ala memberlakukan sunnatut-tamhish (proses penyaringan dalam penjaringan). Maka episode-episode perjuangan selalu menghadirkan rijaal (pahlawan) dan fulul (pecundang). Maka sejarah mencatat keduanya dalam keutuhan frasa kehidupan. Ada yang terhapus atau terlupakan, tergantung siapa yang menjadi penguasa.
Mesir hari ini begitu juga dengan Syiria dan seluruh negara Islam, tengah diuji dengan sunnatut-tamhish. Namun selalu keterasingan melanda barisan Al-Haq. Islam dimulai dari terasing dan akan kembali terasing. Bagi saya, keterasingan tidak lagi dipahami dalam tampilan luar, tapi dari pemahaman-pengamalan-dan pengorbanan.
Pemahaman yang syamil mutakamil. Mencakup kesesuaian dalam beragama (Din) sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah, aktualisasi agama dalam kehidupan duniawi yang elegan dan harmoni (Dunya), dan efisiensi serta efektivitas aturan (rule) agama oleh negara (Daulah).
Pengamalan yang terukur dan pasti, jauh dari kesan uropis dan rigid. Islam yang terukur dalam keindahan-kenyamanan-toleran. Islam yang nyata diamalkan untuk menjaga 5 target syariah: menjaga keyakinan, nyawa. Harta, kehormatan, kefurunan.
Pengorbanan yang holistik dan konsisten. Standar pengorbanan adalah kerelaan hati menyerahkan harta dan nyawa untuk suatu cita-cita luhur, visi idil yang tak pernah terdegadrasi sekecil apapun.
Medan Rob'ah di Mesir, Gaza di Palestina, Syiria di wilayah Syam, adalah garis merah sunnatut tamhish. Suka atau tidak, setuju atau tidak, dari rahim Rab'ah-Gaza-Syiria lahir rijaal, plus membuka tabir fulul yang wataknya; buih komentar lebih banyak dari saripati perjuangannya, sensitivitas lenyap, dan mencari arah kemana berpihak.
Saya bukan siapa-siapa, dan masih jauhdari kategori pejuang Al-Haq. Tapi saya dan mungkin Anda, tentu tak ingin menjadi kotoran yang ditolak bumi dan dibenci langit.
0 komentar:
Post a Comment