“Pemberian mandat” saat ini menjadi kata yang tertuduh dalam peristiwa pembantaian di beberapa tempat. Mulai dari Mabes Garda Militer hingga Rab’a Adawiyah.
Kata inilah yang telah membuat As-Sisi beraksi tanpa ada sandaran hukum. Dia bebas melakukan apa saja dengan bermodal “mandat rakyat” dan kaca mata hitam yang menutup kemunafikannya.
Saat ini kata yang sama diberikan kepada departemen yang berlumuran darah untuk mengambil tindakan keras mengakhiri demonstrasi, demi kenyamanan dan keamanan publik.
Rupanya kata ini lebih manjur daripada 5 event pemberian mandat rakyat yang konstitutif dan terukur, yaitu pemilu dan referendum. Mursi lah orang yang telah mendapat mandat rakyat dengan kewenangan yang jelas, konstitutif, dan revolusioner.
Dengan lahirnya mandat setiap hari, menandakan As-Sisi ingin melibatkan semua pihak dalam aksi-aksi berdarahnya. Kalau dibiarkan demikian, akan bisa mengancam stabilitas nasional dan kedisiplinan militer.
Sekarang, sudah seharusnya muncul pemberian mandat baru, yaitu mandat untuk menggantung As-Sisi. Menggulingkan As-Sisi jelas berbeda dengan memusuhi militer. Karena kita hanya memotong bagian yang berkhianat. Ini bahkan akan memperkuat lembaga negara tersebut. Bergerak dengan mekanisme yang jelas. (msa/sbb/dkw)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment