Ironisme Kudeta As-Sisi
By: Nandang Burhanudin
****
Mulai esok hari, masyarakat dilarang menukarkan uang Pound Mesir ke mata uang asing (dollar). Media online memberitakan, rakyat Mesir berduyun-duyun menarik tabungan mereka, setelah bank Central meminjamkan uang dengan jumlah fantastis kepada pemerintahan kudeta. Kerugian 1 bulan setelah kudeta ditaksir lebih dari 150 Milyar Pound Mesir. Bahkan Menkeu Mesir mengatakan, utang pemerintah mencapai 94 % dari cadangan devisa Mesir.
Junta militer As-Sisi benar-benar gigit jari. Perhitungannya salah besar. Diprediksi banyak pihak, kudeta di Mesir gagal total.
Junta militer terlalu percaya diri. Terutama dukungan dana berlimpah dari UAE, Kuwait dan KSA. Namun limpahan dana ini tak berarti apa-apa, saat masyarakat melakukan aksi pembangkangan sipil secara ekonomi.
Junta militer mengandalkan dukungan AS di dunia internasional. Namun sikap Turki yang tegas dan sikap Uni Afrika yang diluar dugaan, mampu menjadikan lobi-lobi AS dan Zionis sia-sia.
Ketika junta militer bertopang pada media busuk dan rusuk untuk mempromosikan kudeta di tengah khalayak, pengaruh media ini dimatikan oleh "kesadaran global" masyarakat Mesir tentang hakikat kejadian sebenarnya. Mafia kudeta bukan mendapat simpatik, malah masyarakat makin antipati.
Kemudian saat junta militer menebar ancaman berupa tindakan represif, mulai dari pembunuhan hingga penangkapan dengan harapan masyarakat takut dan demonstran bubar, aksi sebaliknya terjadi. Masyarakat Mesir malah turun ke jalanan. Dimana demonstran tidak lagi didominasi pendukung Moursi atau kader IM, namun sudah melibatkan masyarakat luas dari desa hingga kota. Dari orang biasa hingga orang luarbiasa.
Kondisi ini diperparah dengan mandulnya pengaruh preman Blakblok dan tentara bayaran yang dibackup polisi hingga militer dalam melakukan aksi pembunuhan simpul-simpul massa. Justru intimidasi dilawan jutaan manusia di 64 titik demonstran. Bahkan militer terpaksa menarik diri, hingga polisi pun mulai ketar-ketir.
Selain itu, pilihan bulan Ramadhan menjadi awal kudeta adalah pilihan yang salah. As-Sisi lupa, Ramadhan adalah bulan jihad untuk Ikhwanul Muslimin dan aktivis gerakan Islam sejati. Justru saat Ramadhan itulah, masyarakat pendukung Moursi menjadikan arena demonstrasi sebagai arena silaturahmi-iftor jama'i-sahur berjamaah-kultum Ramadhan tiap hari-hingga i'tikaf tiada henti.
As-Sisi dan mafia demonstran benar-benar salah memilih orang. Salah memilih waktu. Salah memilih teman koalisi. Salah juga menggunakan uang dan media.
Selamat As-Sisi, Anda tinggal menunggu hukuman mati!
0 komentar:
Post a Comment