By: Nandang Burhanudin
*****
Turki hari kemarin (03/08/13) baru saja mengadakan penggantian Panglima Militer Turki.
Trio Tunggal Turki (Abdullah Gul-Recep Erdogan-Ahmet Daud Oglo) benar-benar menjadi tree in one, yang solid dan tak tergoyahkan. Sikap mereka yang tegas, berani, independen,dan lugas benar-benar membuat daratan Afrika dan Eropa bergetar. Kampanye antikudeta As-Sisi terhadap Moursi, membuahkan hasil berupa keengganan Inggris-Perancis-dan Jerman mengakui pemerintahan hasil kudeta. Hal yang sulit terjadi, terlebih Erdogan dkk adalah pemimpin muslim yang lahir dari rahim gerakan Islam.
Pun demikian. Saat delegasi dari Arabian Forum yang diwakili Biro Hubungan Luar Negerinya minggu lalu. Sikap tree in one ini sangat amazing, wonderful, dan tak terbantahkan. Pihak Arabian Forum diwakili oleh Amru Mousa, mantan Sekjen Liga Arab 2 periode; Iyad 'Alawi, mantan PM Irak; Fuad Sinora, mantan Presiden Libanon; Thahir Al-Mishri mantan PM Jordania; dan Muhammad Jasim Shaqar, Direktur Kuwait Center.
Kedatangan lima utusan tersebut bertujuan menjelaskan keadaan di Mesir dan Arab Spring,
setelah kudeta 30 Juni 2013. Sekaligus memperkuat hubungan Arab-Turki yang sejak Moursi berkuasa terjalin manis. Untuk kemudian dilimpahkan ke Arabian Forum, demi tercapainya stabilitas kawasan. Demikian dijelaskan ketua delegasi Amru Mousa.
Saat pertemuan dengan Erdogan, delegasi Arab berharap 4 hal:
1. Memahamkan Turki bahwa yang terjadi di Mesir bukan kudeta militer. Oleh karena itu, delegasi Arab meminta Turki untuk merevisi istilah "kudeta militer" dengan istilah yang lebih
lunak.
2. Meminta kembali Turki menjalin hubungan diplomasi dengan pemerintah Mesir yang baru.
3. Tidak lagi memposisikan Moursi sebagai Presiden Mesir.
4. Turki diharapkan melunakkan sikap Jamaah Ikhwanul Musliimin dan menerima kondisi yang ada secara sukarela, untuk kemudian membubarkan demonstrasi yang telah berlangsung 1 bulan lamanya.
Apa tanggapan Erdogan? Hanya satu kata buat saya: amazing! Erdogan menolak semua permintaan delegasi Arab! Lalu Erdogan tanpa tedeng aling-aling:
1. Menyampaikan kuliah tentang demokrasi.
2. Turki bersikukuh, Presiden Moursi yang dipilih secara sah melalui demokrasi bersih, dikudeta oleh pihak militer.
3. Bagi Turki, tidak ada istilah kudeta militer yang baik atau buruk atau kudeta militer demokratis. Kudeta militer sangat merugikan rakyat dan mencederai demokrasi sendiri.
Ketika delegasi Arab menginterupsi dan menerangkan kekurangan-kekurangan Presiden Moursi. Erdogan menjawab, "Sepatutnya kekurangan Moursi dihukum rakyat melalui kotak-kotak suara, bukan dengan kudeta!"
Menanggapi sikap tegas Turki, Amru Mousa berkicau melalui akun tweeternya, "Hubungan
Turki dengan Mesir adalah hubungan antara negara dengan negara (G to G), bukan antara partai dengan elemen masyarakat." Amru Mousa, seorang diplomat ulung yang beberapa periode menjadi Menlu hingga 2 kali menjadi Sekjen Liga Arab, telah kehilangan wibawa dirinya ketika ia buta menjadi pendukung kudeta.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment