Secuplik Kisah Dari Mesir : "Habeeba Kecil Yang Tegar"
Usai sholat taraweh malam ini, pandanganku tertuju pada seorang gadis kecil sedang menggendong adiknya yang menangis.
Aku mencoba meminta sang adik dari gendongannya, tangisnya pun reda ketika aku mencium pipinya kemudian ia tersenyum memandangku.
Aku pun berbincang dengan sang kakak, kutanyakan namanya dan sang adik.
Habeeba, nama gadis manis itu sayang ucapannya kurang jelas ketika menyebut nama adiknya, atau aku yang tidak bisa menangkapnya entahlah.
Habeeba yang memiliki senyuman manis, kutanyakan tempat tinggal dan umurnya, bersama siapa ia datang ke masjid Bilal bin Rabah ini.
Dengan tersenyum ia menjawab pertanyaanku “mama” sambil menunjuk sang mama yang berdiri tak jauh dari kami.
“fein baba?” aku menanyakan ayahnya. Cukup lama ia terdiam, aku pikir ia tak faham maksud dari pertanyaanku. Aku mengulang kembali pertanyaanku “baba fein ya habibty?”
“asif, baba syahid” ucapnya tertunduk.
Ya Rabb,, sejenak aku terdiam, aku sedang berhadapan dengan seorang anak kecil luar biasa. Habeeba kecil sudah menanggung beban yang besar, ia menjadi saksi atas memburuknya situasi Mesir saat ini.
“ya Habeeba, Rabbuna ma’aki ya habibty la tahzan innallaha ma’ana”
Ia tersenyum mendengar ucapanku, berpamitan menyalamiku dan mendekapku erat. “uhibbuki Indunesy, Rabbuna ma’aki Ma’assalamah”.
Aku menatapnya, langkahnya yang ringan meninggalkanku dan keharuan menyelimutiku.
Ia berjalan menggendong adiknya tetap ceria tak tampak sama sekali duka di raut wajahnya.
Terima kasih untuk kekuatan yang kau berikan Habeeba, semoga Allah menguatkanmu dan saudara-saudaramu.
Aamiin ya Rabbal alamin
Wasilah Fauziyyah
0 komentar:
Post a Comment