Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta aparat penegak hukum memproses semua penyebar berita bohong atau hoax. Penindakan itu, lanjut dia, harus adil dan jangan hanya terhadap kelompok yang kontra pemerintah saja.
Hal ini menyusul terungkapnya kelompok 'Saracen' oleh Bareskrim Mabes Polri. Saracen merupakan sindikat penyebar konten negatif yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan, serta ujaran kebencian.
"Nah, karenanya nyatakanlah kriminal terhadap semua jenis hoax baik yang menyerang pemerintah ataupun yang nyerang kelompok tertentu," ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Ia menuturkan, dalam dunia maya terdapat bisnis buzzer, yang dalam istilahnya yakni pasukan online yang tujuannya menyebar citra positif tokoh atau suatu perusahaan.
Tugas para buzzer media sosial ini adalah memberikan citra positif terhadap sosok tertentu untuk dibela mati-matian melalui kicauan sehingga bisa mempengaruhi publik dari opini yang dihasilkan. Fahri pun meminta adanya pengaturan teknis terkait bisnis buzzer ini, sehingga jangan sampai disalahgunakan untuk hal-hal negatif.
"Kalau buzzer itu memang buzzer hoax ya, itu memang harus ditangkap. Kita bisa bilang sebagai sindikat tetapi aturannya orang itu jadi nanya kenapa dia disebut dengan sindikat kenapa yang itu bukan sindikat padahal itu hoax juga," katanya.
Fahri menegaskan. kepolisian juga harus menindak pembuat berita hoax yang merugikan masyarakat umum ataupun tokoh lain selain pemerintah. Ia mencontohkan saat Pemilu Presiden 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah menjadi korban berita hoax namun tak ada sama sekali tindakan dari aparat penegak hukum.
"Pak Prabowo dulu, ada tokoh besar yang menghajar pak Prabowo dibikin pakai baju Hitler, ada kumis kecil dia bilang ini calon pemimpin fasis, diktator gitu. Kenapa itu nggak jadi Saracen? Itu jahat loh itu. Harusnya itu ditangkep juga," papar Fahri.
"Jadi keadilan itu harus tegak bagi pemerintah dan juga bagi rakyat umum," tandasnya. [tsc]
0 komentar:
Post a Comment