Koperasi Syariah 212 Bisa Kalahkan 9 Naga?
Chief Excecutive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi menilai kebangkitan ekonomi umat itu terkait dengan tiga momentum. Pertama, kata Nur, adalah midle class Muslim yang sekarang ini bertumbuh, bahkan diprediksi tahun 2030 itu kelas ini akan mendominasi Indonesia sehingga ini merupakan peluang bagi perekonomian umat. Contoh sekarang ini bisnis hijab menjamur. Ini karena daya pertumbuhan midle class muslim sangat pesat.
Kedua adalah persatuan umat. “Itu kan nggak tahu aksi 212 itu siapa yang menggerakkan umat Muslim bisa berkumpul dalam suatu waktu, tujuh juta orang, tidak ada insiden, tertib, sampah tidak ada, dan pulangnya juga tertib,” ujar Nur kepada Koperasi Syariah 212 ditemui di sela-sela seminar nasional “Zakat dan Pajak untuk Indonesia” di Hotel Sofyan Tebet, Jakarta, Selasa (22/8).
Nah, kata Nur, persatuan umat inilah momentum kebangkitan ekonomi yang harus diambil peluangnya. “Maka kalau 212 itu bikin Koperasi Syariah 212, itu sudah benar. Sekarang ini launching minimarket 212Mart. Semua itu karena persatuan umat, coba kalau nggak ada. Itu nggak akan terjadi,” ungkap Nur.
Nur mengaku setuju didirikannya KS 212, adalah kekuatan umat. Jika umat tidak bersatu, tidak ada wadah akhirnya sendiri-sendiri, lagi-lagi, peluangnya pun diambil oleh asing-aseng.
Dikatakan Nur, peluangnya harus umat Muslim yang mengambil. Memang dimulai dari yang kita bisa dulu, skalanya kecil tapi lama-lama akan membesar. “Sembilan Naga itu juga tidak ujug-ujug besar, dikembangkan dari sesuatu yang kecil, mereka sendiri kemudian bersatu dan membesar.
Sekarang ini, kita bersatu, kita juga bisa seperti Sembilan Naga. KS 212 bisa mengalahkannya,” ungkapnya.
Nur berharap 212 Mart, ke depannya memiliki pabrikan sendiri. “Kalau punya pabrikan sendiri, itu keren banget bisa mengantikan produk-produk Unilever,” tukasnya.
Namun demikian, Nur berpesan jika nanti memiliki pabrikan, harus hati-hati,jangan kelihatan. Karena menurutnya, kalau sampai kelihatan nanti diborong semua malah tidak bisa produksi lagi alias dimatikan.
Nur pun mencontohkan, seperti kasus mie instan Salami, milik pengusaha Muslim, yang sekarang tidak dipasarkan lagi. “Masih ingat mie Salami nggak? Sekarang sudah nggak ada. Itu dibeli oleh Indofood,” ujarnya.
Nur pun mengibaratkan, telur yang berpotensi jadi ayam. Sehingga harapan Nur, KS 212 ini seperti halnya telur yang berpotensi menjadi peradaban yang besar melalui ekonomi umat.
Adapun yang ketiga dalam kebangkitan ekonomi umat yang paling penting kata Nur, adalah momentum pemimpin pilihan umat.”Jakarta ini jadi momentum. Kalau Jakarta dijadikan duplikasi di daerah-daerah lain,keren. Selesai itu urusan,” tegasnya.
Terdekat lanjut dia, daerah Jawa Barat itu harus oleh pemimpin pilihan umat, begitu juga Jawa Tengah.” Jadi menurut Nur, tiga momentum itu yang tepat untuk wujudkan kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia.
Sumber: Koperasi Syariah 212
0 komentar:
Post a Comment