Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menanggapi santai ihwal penolakan yang dialaminya saat menghadiri acara Haul Presiden Soeharto dan peringatan Supersemar di Masjid At-Tin, Taman Mini, Jakarta Timur.
Menurutnya, nasib yang dialaminya malam itu masih belum sebanding dengan apa yang pernah dialami Nabi Muhammad SAW.
“Apa yang saya terima itu kecil, enggak ada apa-apanya dibandingkan yang dicontohkan oleh Rasul. Beliau dihina, bahkan dilempari kotoran, dicaci maki, bahkan mau dibunuh, enggak apa-apa,” kata Djarot saat menghadiri kegiatan Bakti Sosial di Kemandoran, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2017).
Politisi PDIP ini hanya menanggapi hal tersebut dengan senyuman. Dia pun mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang telah mengusirnya pada acara semalam.
“Kita harus jawab dengan perilaku yang baik, dengan senyum, dengan sapa. Mereka juga saudara kita, warga kita. Jadi ya maafkan saja, ya enggak apa-apa karena hatinya masih ditutupi amarah, masih gelap,” ujarnya seraya tersenyum.
Namun, pernyataan Djarot yang menyamakan dengan perjuangan Rasul mendapat komentar pedas dari netizen di media sosial Twitter.
“Yaelah …yg ngusir Rosul orang kafir…Djarot yg ngusir siapa? Mikir,” kicau akun @bandorobrojo.
“Rasulullah dlm rangka berdakwah, lha pak Jarot diusir dlm rangka apa2 tidak bisa dianalogikan seperti itu,” kata @Muchlis1955.
“ente bukan umat Rasul rot lah wahyu Allah yg di terima Rasul di hina lah ente jd wakil nya tu kafir penista Firman Allah,” cuit akun @RebusKentang.
“Yang Waras harus maklumi,Jarot lg Tidur trs ngelindur,” @Firman_JPK26.
Menurut pengakuan Djarot, ia datang ke acara tersebut lantaran diundang oleh Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto selaku penyelenggara acara.
“Loh kami diundang dari keluarga Pak Harto, Mbak Titiek? Soeharto. Jadi makanya kami menghormati. Kalau seumpama kami diundang kemudian enggak jadi ke sana, yang jelek pengundang, Masjid At-Tin loh,” tutupnya.
0 komentar:
Post a Comment