Jokowi Ingin Agama dan Politik Dipisahkan Betul
Presiden Joko Widodo meminta persoalan politik dan agama dipisahkan agar tidak terjadi gesekan antarumat.
“Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena Pilkada. Benar nggak. karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan,” kata Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (23/3/2017)
Untuk itu, Presiden meminta tidak mencampuradukan antara politik dan agama,
“Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik,” katanya.
Jokowi berpesan agar tidak terjadi antara suku, apalagi antara agama ada pertikaian dan gesekan karena Indonesia memiliki banyak agama, banyak suku dan bahasa lokal yang mencapai 1.100 bahasa.
“Saya hanya ingin titip ini mumpung pas di Sumatera Utara, ingin mengingatkan semuanya bahwa bangsa kita terdiri dari macam-macam suku dan agama, bermacam-macam ras,” ungkapnya.
Presiden menyebut ada 714 suku, berbeda dengan negara lain yang paling hanya satu, dua, tiga suku saja.
“Suku yang saya ingat, suku Gayo, suku Batak, Suku Sasak, suku Minang, Suku Dayak, suku Jawa, Suku Sunda, Suku Betawi, yang paling ujung timur suku Asmat, suku Bugis, dan yang lain-lainnya,” sebut Jokowi.
Presiden meminta para pemuka agama untuk mengingatkan para umatnya tentang keragaman ini harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan. saya titip pada kita semuanya,
“Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugrah yang diberikan Allah bahwa kita beragam,” katanya.
Presiden mengatakan jika perbedaan bisa dirawat, bisa dipersatukan akan dapat menjadi kekuatan besar.
“Ini ada sebuah kekuatan besar, sebuah potensi besar, tetapi kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat ada gesekan, ada pertikaian, itulah yang harusnya yang awal-awalnya kita ingatkan,” harapnya.
0 komentar:
Post a Comment