Turki Tinjau Ulang Hubungan Dengan UE
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan meninjau hubungan politik dan administrasi dengan Uni Eropa setelah referendum, April mendatang.
Peninjauan termasuk kesepakatan migrasi ilegal, sedangkan hubungan ekonomi akan dijaga dengan baik.
Dalam wawancara CNN Turk, Erdogan mengatakan, "dari A sampai Z" hubungan Turki dengan Eropa akan ditinjau setelah 16 April (referendum).
Hubungan Turki dengan UE menjadi sengit setelah Jerman dan Belanda membatalkan kampanye terbuka para pejabat Turki di negara mereka.
Kampanye ditujukan bagi warga Turki di luar negeri agar mengambil suara "Ya" dalam referendum.
Erdogan menuduh mereka menggunakan "metode Nazi" dan menginjak-injak kebebasan berbicara. Jerman dan Belanda tidak terima atas perbandingan tersebut.
Erdogan sendiri juga tidak meminta maaf atas itu.
"Mereka terganggu ketika kita mengatakan bahwa itu adalah fasisme, itu Nazisme, tetapi apa yang mereka lakukan cocok dengan definisinya", ujar Erdogan, Kamis (23/3).
Menurutnya, negara Eropa hanya mengizinkan kampanye penolakan (pilihan "tidak") dan hanya melarang para pejabat Turki yang mendukung referendum.
Komisi Eropa telah memanggil duta besar Turki untuk menjelaskan komentar Erdogan yang menyatakan:
"Warga Eropa tidak akan 'berjalan dengan aman' jika mereka terus bersikap seperti saat ini kepada Turki"
Turki memiliki kesepakatan menahan ratusan ribu pengungsi dan migran dari Timur Tengah agar tidak menuju Eropa, dengan imbalan dukungan ekonomi 3 miliar Euro.
Larangan perangkat elektonik di pesawat yang dibuat oleh Inggris dan AS semakin merusak rasa percaya Turki.
Turkish Airlines adalah salah penerbangan yang terkena aturan baru ini. Penerbangan ini dimiliki oleh pemerintah sekitar 49%.
Aturan baru bisa membuat para penumpang memilih penerbangan lain. (Reuters)
0 komentar:
Post a Comment