Abu Qatadah Al-Filistini: Mutilasi Mayat Islamis Menyingkap Kejahatan Khalifa Haftar
Beberapa waktu lalu Libya dihebohkan dengan perlakuan milisi pimpinan Khalifa Haftar yang menggali kuburan pejuang Islamis kemudian memutilasinya. Tindakan pada Sabtu (18/03) lalu itu dilakukan saat pasukan Haftar merebut kota Ganfudah.
Kecaman pun bermunculan atas tindakan sadis pasukan Haftar tersebut. Aliansi pejuang Islamis dan gerakan Ikhwanul Muslimin mengutuk tindakan tersebut dan menyebut bahwa kejahatan itu tidak bisa diterima akal, agama maupun kemanusiaan.
Dalam hal ini, Syaikh Abu Qatadah Al-Filistini juga berpandangan serupa. “Hal seperti ini tidak dilakukan kecuali jiwa yang menyimpang dari agama dan kemanusiaan,” kata ulama yang pendapatnya masyhur di kalangan aktivis jihad tersebut.
Abu Qatadah menyebut bahwa milisi Haftar telah didukung oleh negara-negara Barat dan sejumlah negara Arab. Mereka saling bekerja sama untuk menghalang-halangi penerapan syariat Islam di Libya. Diketahui, negara Arab yang getol mendukung Khalifa Haftar adalah UAE dan Mesir.
Lebih lanjut, Abu Qatadah mengatakan bahwa perlakuan sadis milisi Haftar itu tidak akan menimbulkan keburukan bagi mereka yang digali kuburnya tersebut. Justru hal itu menambah derajat mereka sebagai syuhada di sisi Allah. “Adapun pelakunya adalah para penjahat dan pembuat kejahatan,” imbuhnya pada Selasa (21/03).
Abu Qatadah juga menyebut bahwa jihad melawan mereka adalah rahmat dari Allah untuk menyingkap kejahatan mereka di hadapan manusia. “Mereka adalah penjahat dan pasukan thaghut yang menghalangi mujahidin untuk menegakkan agama Allah,” tegas ulama kelahiran Palestina itu.
Ia pun kembali menjelaskan bahwa tindakan sadis yang dipraktekkan oleh milisi pimpinan mantan jenderal era Muammar Qaddafi itu sebagai argumen Allah atas para hambanya. “Untuk membedakan antara orang-orang yang jahat dan para penolong thaghut. Sehingga tidak ada lagi syubhat terkait posisi mereka,” imbuh Abu Qatadah.
Untuk diketahui, Khalifa Haftar memulai Operasi Dignity pada 2014 silam untuk mengacaukan pemerintahan yang disepakati di Libya. Selain itu, operasi ini juga ditujukan untuk memerangi Ikhwanul Muslimin dan kelompok-kelompok Islamis lainnya di Libya. Selain mendapat dukungan dari UAE dan Mesir, Haftar juga mendapat dukungan dari Rusia.
0 komentar:
Post a Comment