Masa Siiih.. Konsep Revolusi Mental Dapat Redam Paham Radikal?
Meski konsep 'Revolusi Mental' Jokowi dihujat habis-habisan karena terbukti hanya plagiat, namun sikap tak tahu malu memasarkan konsep yang diduga adopsi dari idelogi komunis masih juga dilakukan timses Jokowi.
Juru bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Abdul Kadir Karding, mengatakan konsep Revolusi Mental bisa menjadi jalan meredam masuknya paham “radikal” ke Indonesia, salah satunya melalui perbaikan sistem pendidikan.
"Revolusi mental yang menjadi konsepsi Pak Jokowi akan menjadi jalan meredam paham ‘radikal’ yang masuk ke Indonesia," kata Karding dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (01/08).
Ketua DPP PKB itu mengatakan paham “radikal” harus ditangani secara komprehensif lewat perbaikan sistem pendidikan karena pendidikan merupakan pondasi utama pembentukan mental manusia. Dia menilai Indonesia sering menjadi sasaran masuknya paham “radikal” dari negara-negara asing karena tidak lepas dari rentannya kondisi ekonomi dan pemahaman keagamaan masyarakat Indonesia.
"Padahal dua hal itu merupakan kunci mencegah ‘radikalisasi’ di masyarakat. Kebanyakan yang menjadi korban paham “radikal” adalah mereka yang kesejahteraanya rendah dan paham keagamaannya lemah," ujarnya seperti yang dilansir oleh Republika Online.
Karding menegaskan Jokowi-JK akan membangun sistem pendidikan yang memprioritaskan pembentukan karakter yaitu tidak hanya menjadi jalan penyaluran ilmu pengetahuan duniawi, tapi juga penanaman nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan budi pekerti.
Dia mengatakan dalam konsep Revolusi Mental terdapat pendidikan yang dikembangkan dengan memuat nilai keagamaan moderat, inklusif, dan toleran. Menurut dia pemerintahan Jokowi-JK juga akan melibatkan dunia pesantren dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang "rahmatan lil'alamin".
"Jokowi-JK menyadari betul peran penting pondok pesantren dalam membentuk masyarakat Islam Indonesia yang damai dan toleran. Pondok pesantren di Indonesia mengajarkan Islam yang moderat dan rahmatan lil'alamin dan itu yang akan diperkuat," ujarnya.
Dia menilai keberhasilan membentuk mental karakter masyarakat juga bergantung teladan para pemimpin. Selain itu, menurut Karding, kepemimpinan Jokowi-JK yang melayani serta mengayomi akan membuat masyarakat tidak mudah menerima paham “radikal” yang sarat kekerasan.
"Perlu contoh pemimpin yang tidak keras tapi mengayomi dan melayani," ujarnya.
Percayakah anda bahwa dengan konsep revolusi mental ini, dapat meredam paham "radikal"? Di mana sang pencetusnya sendiri diduga kuat pernah melakukan plagiat. Yang para pendukungnya anti terhadap perda syari’at Islam, dan pernah menghancurkan gedung media?
Patutkah sosok seperti itu diteladani? [adi/voa-islam.com]
0 komentar:
Post a Comment