Tampaknya saya harus buat notes mengenai quick count ini karena ada beberapa teman yang minta penjelasan. Baiklah, saya tuliskan yang runut biar mudah dipahami.
Teman-teman facebook saat ini mungkin mengenal saya sebagai pendukung Prabowo. Ya memang betul saya memilih Prabowo, tapi lihat di timeline saya, saya tidak pernah melakukan kampanye hitam kepada siapapun.
Tapi please untuk urusan data statistik tolong inget saya bukan sebagai pendukung capres, tetapi sebagai penikmat matematika, sebagai juara matematika semasa di sekolah dulu, peserta Olimpiade Matematika di Jerman. Karena itulah saya tertarik mengamati quick count ini.
Setiap pemilu saya tertarik untuk 'menilai' lembaga-lembaga survey dgn membandingkan ramalan vs hasilnya. Dan berikut ini yang ingin saya 'nilai'.
Seperti terlihat dari data survey di atas, ada 16 lembaga survey yang menjagokan Prabowo dan 4 survey yang menjagokan Jokowi. Lembaga Survey manakah yang paling akurat? Saya nggak mau nunggu sampai KPU selesai menghitung suara, saya percaya quick count. Dan saya pilih SMRC sebagai rujukan quick count kali ini. SMRC dalam quick count ini mengambil sejumlah 4000 TPS sebagai sample, yang mana sudah bisa dianggap cukup. Tapi bukan cuma nilai suara akhir yang dipajang di TV yang saya pantau, saya melototin data real time yang ditampilkan di http://www.komunigrafik.com/pilpres2014/stabilitas.php yang selalu update setiap ada data baru masuk.
Kurva stabilitas ini sangat penting dalam menilai hasil quick count sementara. Dengan memantau kurva stabilitas data, maka jelas terlihat volatilitas data, seperti terlihat pada grafik di bawah in yang saya capture pada pukul 13.05
Seperti terlihat di atas, pada data awal Jokowi unggul 90%:10% di 6 tps pertama yang dimasukan datanya, kemudian berangsur-angsur turun sampai di titik sekitar 60-66 TPS di mana terjadi perpotongan kurva yang menandakan suara Prabowo:Jokowi 50:50.
Kemudian setelah data masuk 66-84 TPS suara prabowo sekitar 60%:40%. Hal ini sesuai dengan tweet dari @saifulmujani di bawah ini yang menyebutkan pada "Hasil QuickCount SMRC pukul 11:58 - PH 63.78% JJ 36.22%. Data masuk 1.65%."
Dan selanjutnya Prabowo unggul terus dengan nilai yang masih variative, sampai pada pukul 13:05 di mana gambar kurva stabilitas suara di atas saya ambil. Dan saat itu sesuai dengan tweet smrc ,"Hasil QuickCount SMRC pukul 13:05 - PH 52.94% JJ 47.06%. Data masuk 13.78%."
Pada saat itu sebetulnya kurva suara sudah mulai stabil di mana Prabowo unggul sekitar 53%:47% seperti tweet smrc pada jam 13.05 tsb, tetapi dengan margin error 6.5% (? yg benar margin error 0,62%), maka selisihnya 6% masih lebih kecil daripada margin error nya. Data yang masuk saat itu 13,78% (dari 546 TPS)
Pada saat itu sebetulnya saya sudah ingin mengambil kesimpulan bahwa Prabowo yang menang dengan melihat hasil quick count SMRC tsb karena seperti terlihat pada stabilitas suara sudah mulai datar, namun saya masih ingin menunggu data berikutnya supaya lebih yakin.
Tetapi sesuatu yang aneh terjadi. Pada saat grafik refresh terjadi (buat yang paham IT, ada AJAX call yang mengupdate data dan grafik) dan hasilnya berbalik 180 derajat, seperti pada gambar di bawah:
Seperti terlihat pada gambar di atas pada jam 13:19 posisi suara sekarang adalah 47.3% : 52.7% untuk keunggulan Jokowi dengan jumlah suara masuk 17.65% dari sebelumnya 13.78%.
Hal tersebut berarti dalam waktu 14 menit tersebut ada tambahan data 3.87% atau sekitar 154 TPS. Dengan penambahan suara tersebut suara Prabowo turun sebesar 5.64% sedangkan suara Jokowi naik sebesar 5.64%!
Maka dugaan saya adalah data yang baru masuk adalah dari kantong-kantong Jokowi. Tetapi saya perhatikan data-data dari kantong Jokowi sudah masuk lebih dahulu seperti Papua, Sulawesi, Bali, Kalimantan, dan Indonesia Timur pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari peta berwarna merah yang mendominasi pada tahap awal quick count. Intinya SMRC harus terbuka mengenai data apa yang masuk pada pukul 13.05-13.19 tsb.
Dan yang lebih aneh sebetulnya adalah kurva stabilitas suara jadi berubah! Tidak ditemukan lagi posisi cross (persilangan) di mana Prabowo menyalib Jokowi dan terus unggul sampai data ke 546 seperti pada kurva sebelumnya (lihat gbr2), dan digantikan dengan kurva seperti di bawah ini:
Kurva Stabilitas (2) menunjukan bhw Prabowo tdk pernah menyalip JKW --- padahal faktanya menyalip |
Hal inilah yang membuat saya bingung. Seharusnya di dalam kurva stabilitas suara tetap menunjukkan adanya posisi di mana Prabowo sempat unggul pada rentang data 68-546 seperti pada gambar sebelumnya. Kenapa jadi hilang bagian kurva yang menyatakan Prabowo sempat unggul? Apa penjelasan logisnya?
Saya tidak bisa memastikan, tetapi yang jelas ada 'koreksi' data terhadap data sebelumnya. Hal ini yang harus dibuka oleh SMRC. Tanpa keterbukaan akan menyebabkan spekulasi.
Ada satu lagi, tapi ini mungkin di luar metodologi dan statistik tetapi mungkin bisa mempengaruhi quality: seperti terlihat di tweet SMRC di bawah ini, sedianya quick count akan dimulai pukul 13:00 WIB tetapi ternyata pada pukul 11.33 sudah mulai menampilkan data.
Karena kejanggalan pada Quick Count SMRC ini akhirnya saya harus menunggu hasil KPU untuk bisa meneruskan rencana saya untuk menilai lembaga survey yang saya sebutkan di atas.
Demikian tulisan saya ini semoga bermanfaat. Mohon koreksinya kalau ada yang salah. Terimakasih.
sumber; pkspiyungan
Terma Kasih Mas Tras Rustamaji, teruskan untuk mengawal quick qount agar kebenaran bisa terungkap قل الحق ولو كا ن مرا Al-Hadits, semoga kita dalam lindungan Sang Maha Pencipta Amien....
ReplyDeletememang sangat aneh dan tidak masuk akal perubahan yg sangat drastis tetapi terkesan ditutup-tutupi dan dibuat-buat.
ReplyDeletemanipulasi count ala SRMC, wah bahaya jadi Pemimpin dari hasil manipulasi data. entar memanipulasi negara.
ReplyDeleteMungkin ga akan ada klarifikasi.. kan media mereka sibuk menjelek-jelekkan pihak 1 dan lembaga QC pihak 1 jg..
ReplyDeleteHanya menambahkan saja jam 11.33 data sudah masuk , setahu saya karena indonesia timur (WIT) sudah jam 13.33
ReplyDeletelanjutkan pengawalan penghitingan pilpres ini dengan cermat dan damai beberapa kecurangan sedikit demi sedikit terungkap... mari kita jaga NKRI kita....
ReplyDeleteItu mah sudah amat sangat jelas nipu... berkat fulus, rela nggadaiken idealisme..payeh!..hik hik
ReplyDeletehahaha gobloq lo data lo ga akurat, yg bener 8 survei memenangkan jokowi dan 4 survei memenangkan prabowo (salah satu survei nya pemilik nya hari tanoe, 1 ga terdaftar di kpu dan 1 lagi pernah melakukan kecurangan di pemilukada sumatra selatan) saran saya cermat lah mempublikasikan sesuatu bila tidak cermat pembodohan nama nya
ReplyDeleteLoh kan ini lagi ngebahas keanehan survey SMRC secara matematika.
DeletePada pukul 11.33 WIB sudah mulai menampilkan data, berarti jam 13.33 WIT karena perbedaan waktu 2 jam dengan Indonesia bagian timur, masuk akal kah?
ReplyDeletePada pukul 11.33 WIB sudah mulai menampilkan data berarti pukul 13.33 WIT ( Waktu Indonesia Timur )
ReplyDeleteBaca twitnya, akan ditampilkan pada pukul 13.00 WIB<< bukan WIT!! Paham???
ReplyDeleteBaca yang bener bang Yohan!!Emang Enak hehehehe
DeleteKalo perubahan gambar grafik seharusnya tidak menjadi masalah, karena itu hanya tinggal merubah susunan data saja maka grafiknya bisa dirubah, contohnya kalo datanya disusun ulang dengan menempatkan tps yg memenangkan prabowo di awal2 dan terus disusun sampe terkahir baru di tps yg prabowo kalah byk, tentunya suara prabowo akan duluan tinggi di awal dan jokowi dibawah tetapi seiring dgn berjalannya waktu nantinya ada perpotongan dan akhirnya kembali lagi ke hasil akhir, Jadi apapun susunan datanya hasil akhirnya tetap sama saja. Kalau mau dicari kesalahanya adalah apakah ada pengurangan jumlah suara prahara pada waktu data ini final di buat, terutama setelah data yg disinyalir berisi suara jokowi saja. karena itu pun bisa saja terjadi bahwa data terakhir yg masuk memang berasal dari kantong2 yg memenangkan jokowi. Jadi kesimpulannya bahwa SMRC melakukan manipulasi data blm bisa di buktikan dan satu2nya cara adalah bedah metodologi dan data seperti yg dilakukan ketua persepi waktu mengundang semua lembaga survey yg memenangkan jokowi dan juga prabowo. Kenyataannya adalah bahwa lembaga yg memenangkan Prabowo tidak mau dtg memenuhi undangan tersebut, ada apa ini?
ReplyDeletePukul 13:05 jml suara masuk 13.78%
DeletePukul 13:19 jl suara masuk 17.65%
Ada tambahan data masuk 3.87%
**kok ada kenaikan presentasi data jokowi sebesar 5.64% ya
Masih bingung nih....
penikmat matematika? ikut olimpiade? taiiikkkk. kenapa loe nda usut itu puskaptis yang persenannya bisa sampe 100,35%? anjeenggg loe bikin data palsu.
ReplyDeletemuslim ? baru kelakuan seperti ini. asuuuuu
ReplyDeleteterimakasih atas analisa matematika yang sudah dilakukan, biar fair coba lakukan juga analisa pada lembaga survey yang berlawanan....jangan satu pihak saja yang dianalisa
ReplyDeleteMw tanya om pecinta matematika sebenarnya bener ga sih jumlah penduduk indonesia itu 237.641.326 ?? Mohon di jawab, sekalian di jabarkan berapa banyak yang berusia => 17 tahun.
ReplyDeletewaduh kok ngomongnya kasar dan kurang pantas diucapkan?
ReplyDeleteapapun yang baik itu akan berkurang baik ketika arogansi dimunculkan berlebihan.
mbok yo akuuur
Yg ahli matematika coba usut QC PUSKAPTIS yg bisa lebih 100,35% ???!!
ReplyDeleteJumlah 100,35% adalah jumlah yang tertera pada stasiun TV MNC Grup, sedangkan publikasi resmi puskaptis ada di stasiun TV TVone. Oleh karena itu pihak puskaptis membuat pernyataan tidak bertanggung jawab atas publis selain di TVOne.
Deletekalau TvOne ada melakukan kesalahan seperti MNC grup tolong bagikan linknya.
moral pendukung mencerminkan yg di dukungnya, dan sebaliknya
ReplyDeletedi dua pihak aku lihat sih sama aja.. bahkan fitnah lebih kejam dari pada kata kata emosi. yang lebih banyak fitnah pihaksiapa...? sadar dirilah sebelum ngatain orang.
ReplyDeleteUdah dijelaskan kan oleh pihak SMRC.
ReplyDeleteData yang masuk sudah benar, hasil penghitungan sudah sesuai berdasarkan data yang masuk.
Kekeliruan hanya terjadi pada sisi algoritma dan pemrograman dalam menampilkan grafik visualisasi stabilitas suara aja. Nggak ada soal manipulasi data ataupun intervensi terhadap data, maupun soal AJAX call dalam pemrograman.
Udah ada penjelasannya kan dari pihak SMRC.
ReplyDeleteData yang masuk sudah benar, dan hasil penghitungan juga sudah sesuai berdasarkan data yang masuk.
Kekeliruan hanya pada sisi algoritma dan pemrograman dalam menampilkan grafik visualisasi stabilitas suara aja, dan itu sudah diperbaiki.
Nggak ada manipulasi maupun intervensi terhadap data yang masuk, juga nggak ada pembahasan soal AJAX call dalam pemrogramannya untuk mengubah grafik dengan cara memanipulasi data yang masuk.
Demikian, dan terima kasih.
Wassalam,
Ardi Kelana
wkwkwkwkwkwwkkwkwwk udah udah jangan berteman
ReplyDelete