Ungkap Agama Calon Pemimpin Untuk Kebenaran, Bukan SARA


Ungkap soal agama calon pemimpin itu bertujuan mengungkap kebenaran, bukan SARA. Kurang bukti? Sila pertama, Ketuhanan YME, di mukaddimah UUD, dimulai dengan menyebut nama Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, di setiap sendi-sendi kehidupan, agama menjiwai kehidupan berbangsa di Indonesia.

Akan tetapi, ada 'spin doctor' yang ingin mengalihkan haluan religius menjadi sekuler dan liberal, ada usaha keras sekelompok orang Indonesia untuk mengarahkan negara ini menjadi sekuler liberal seperti Ahok, Wagub DKI. Karena memang Ahok ditugaskan khusus oleh Stan Greenberg seorang konsultan politik Jokowi Ahok dan Obama untuk mendorong terbentuknya Indonesia liberal sekuler.

Seorang narasumber kami yang dekat dengan KPU menyatakan bahwa Jokowi sebenarnya di daftarkan sebagai agama 'katholik' ucap sang narasumber kami yang berprofesi sebagai wartawan di media nasional.

Mengenai agama Jokowi, kejelasan agama yangg dianutnya adalah mutlak. Jangan ada dusta diantara kita, jangan ada khianat dan tipu muslihat. Seperti opini Jokowi berjudul "Revolusi Mental" yang hadir bagai lelucon.

Trio macan 2000 berkicau, lelucon lagi, pada awal kampanye putaran pertama, kami sempat baca berita bahwa Jokowi muslim, bahkan disebut pernah juara MTQ. Kami percaya saja awalnya. Kecurigaan mulai datang ketika tim kami investigasi ke Solo. Lelucon lainnya adalah mengungkap kemunafikan Jokowi yang dicitrakan sebagai cagub dhuafa saat itu.Kami malah kaget ketika Jokowi mengaku islam, bahkan mesti pake ustad pribadi untuk mengajari atau kursus kilat cara shalat, wudhu dst.

Kebohongan Jokowi mengenai agama Islam yang dianutnya terungkap ketika Jokowi tidak pernah mau jadi imam saat Magrib atau Isya. Makin terungkap kebohongan jokowi ketika tak mampu menjawab makna Ramadhan di sebuah acara Metro TV. Untuk hindari polemik Jokowi ngacir. Jokowi dan keluarganya "mendadak umroh", hanya 1 hari setelah video "makna ramadan" Jokowi ditayangkan. Lumayan menghilang selama 7 hari.

Makin sah Jokowi sebelumnya tdk pernah shalat adalah ketika dia menzaharkan atau mengeraskan suara bacaan Al fatihah ketika dia jadi imam shalat zuhur. Kasihan Indonesia.

Kasihan juga kita pada Jokowi karena dia mesti berdusta pada dirinya sendiri, orang lain dan tuhannya. Dia tidak kuasa untuk bersikap apa adanya. Kasihan jokowi yang harus berakting, bersandiwara demi membangun pencitraannya, demi kekuasaan? Demi tahta? Demi harta? Demi siapa?

Jadi persoalannya adalah bukan pada keyakinan atau agama anutan jokowi, melainkan pada ketidakjujuran Jokowi sebagai pemimpin dan manusia.

Pancasila = The End, Katholik vs Protestan Saling Tarik Menarik

Ahok tidak 'running' for DKI -1, dia nunggu Jokowi saja yang bila jadi RI 1, maka bonus kemenangannya Ahok jadi DKI.  Dari sejak awal putaran kedua Pilkada DKI, kami sudah mengetahui rencana besar konspirasi kelompok tertentu, mafia, asing untuk kuasai RI. Sila pertama tentang ketuhanan niscaya kiamat alias The End.

Kesehatan moral jaringan Jasmev dan Pro Jokowi memang perlu diwaraskan kembali. Bayangkan 10.000 akun dengan jutaan twit membombardir konten yang mengkritisi kebijakan Jokowi & Ahok.

Demi kekuasaan, cara mereka berdemokrasi digadaikan dan itu bullshit. Semua demi kursi dan 'nasi bungkus' kiriman para cukong. Namun ribuan akun Jasmev lagi tiarap menunggu kepastian siapa yang akan menjadi cawapres Jokowi dan bagaimana sikap Jokowi terhadap kelompok katolik. Selama belum ada kepastian mengenai koalisi elit katolik dengan Jokowi plus cawapres Jokowi yang acceptable elit katolik, jasmev tidur dulu.

Persaingan atau pertarungan antara katolik (Sofyan Wanandi cs) dan kristen (James Riady cs plus Parkindo di PDIP) memasuki masa-masa krusial & menentukan.

Jokowi Hutang Budi Pada Katholik dan Protestan, Mana yang digadaikan? Umat Islam sudah lebih dahulu tergadai

Kelompok kristen berjasa karena mengantarkan jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta dengan segala sumber daya : uang, jaringan, media, tenaga. Kelompok katolik juga merasa demikian, mereka banyak membantu Jokowi mulai dari Solo hingga singgasana Jokowi di Balai Kota DKI. Katolik dan kristen merasa paling berhak kendalikan Jokowi.

Calon Presiden dari partai PDIP, Joko Widodo alias Jokowi dikabarkan tak bisa berwudhu dengan sempurna. Lalu, apa hubungannya dengan kemampuan leadershipnya?

Heboh soal Jokowi yang tak bisa berwudhu dengan sempurna itu, merebak di jejaring media sosial termasuk SMS dan BBM. Semua merujuk pada tayangan berita TVOne, Sabtu (15/9) sore yang menayangkan saat Jokowi berwudhu untuk menunaikan shalat Jumat di sebuah masjid di Menteng Dalam, Jakarta Pusat.

Akun kontroversial, pada tahun 2012 silam menyatakan, ‏@TrioMacan2000 langsung berkicau, “Di Liputan TVone sore, Jokowi Ke Menteng Dlm,ktk hendak sholat jum’at ambil wudhu abis masukan air ke hidung langsung basuh Kaki…”

Bagi mereka yang bukan pemeluk agama Islam, kemampuan berwudhu dengan sempurna tentu sama sekali tidak penting. Tetapi, bagi seorang muslim, wudhu adalah penentu sah tidaknya shalat. Sedang shalat adalah tolok ukur kesempurnaan keislaman seorang muslim.

Lalu bagaimana Al Wala Wal Bara' Jokowi? Halah, sudah tau loyalitasnya kan? Diantara asing, aseng, dan antek. Klimaksnya umat Islam tergadai kepentingannya, bahkan paling pertama digadaikan. [tm2r/kamal/voa-islam.com]

DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment