Wasiat Syuhada Rabia Ini Menggetarkan Hati Siapa Saja yang Membacanya


Ahmad Ali Sonbol (24 tahun) merupakan lulusan Farmasi MSA 2011. Ia anak laki-laki satu-satunya dari enam bersaudara dan kelima saudaranya yang lain adalah perempuan. Menurut Sarah Sonbul, salah satu saudarinya, As-Syahid Ahmad Sonbol gugur syahid pukul 11 pagi di hari pembantaian demonstrasi damai di Lapangan Rab’ah Al-Adaweah (14 Agustus 2013), dengan tembakan peluru yang menyasar bagian bawah perutnya.

Kepribadiannya dicintai semua orang yang mengenalnya, menyayangi keluarga, supel, berakhlak mulia, lemah lembut, berbakti pada kedua orang tua, selalu berusaha untuk berbakti pada agama dan taat pada Allah Swt., juga selalu berusaha untuk berbuat baik di mana pun ia berada.

Ia juga salah satu pendiri kelompok Promise di Universitasnya, ia juga banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan dakwah di kampusnya, kegiatan-kegiatan akademis dan SDM. Aktivitas lainnya sebagai salah satu pendiri Akademi Islam untuk Pemuda, koordinator akademik, penanggung jawab kelompok pemuda di masjid kampungnya, aktivis dakwah di Universitas Amerika melalui Serenity Society, dan membuat tempat ibadah di fakultas Lingkungan Hidup di Universitas Amerika, serta ia juga adalah seorang aktifis lingkungan hidup dan banyak melakukan penelitian di Laut Merah Mediterania bersama lembaga HEPCA (Hurgada Environment Protection and Conservation Association). Dan ada Desember tahun 2012, Ahmad Ali Sonbol berangkat ke Turki untuk mengambil gelar Master di jurusan Lingkungan Hidup.

Wasiat As-Syahid

Menurut Usamah Syafei, sahabat As-Syahid, bahwa As-Syahid Ahmad Ali Sonbol, dua kali menulis surat wasiat, wasiat pertama, ia tulis sekitar sebulan sebelum syahid, dan wasiat kedua ia tulis pada tanggal 10 dan 11 Agustus 2013 atau tiga hari sebelum gugur syahid di Lapangan Rab’ah, wasiatnya ia tujukan untuk keluargaa, kerabat dan saudara-saudaranya, juga untuk kaum muslimin.

“Saya telah menyebarkan wasiat terakhir Ahmad Sonbul, sebelumnya wasiatnya telah disebarkan. Wasiat yang disebarkan ini adalah wasiat yang ia tulis sekitar sebulan sebelum ia syahid. Kita mendapatkan wasiat tambahan lainnya yang ia tulis pada tanggal 10 dan 11 Agustus 2013, atau tiga hari sebelum syahid. Sekarang kita berada di hari Jum'at 30 Agustus yang kita harapkan pada hari ini Allah memperlihatkan kepada kita karamah (kemuliaan As-Syahid), sehingga saya berpandangan agar penyebaran wasiat beliau tidak telat.” Ungkap Usamah Syafei.

Berikut adalah isi wasiat As-Syahid Ahmad Sonbul yang disampaikan oleh Usama Syafei.

    Wasiat As-Syahid Ahmad Ali Sunbul

    “Orang pertama yang membaca wasiatku (setelah keluargaku) adalah Usama Hesham Syafei (pemuda masjid Al-Haq) dan Muhammad Majid (pemuda dari Syaikh Syarif Ibady).

    Saya berharap kepada Allah agar Allah menerima amalku, karena sesungguhnya saya telah rindu bertemu dengan-Nya, juga rindu bertemu dengan orang-orang yang Allah beri kenikmatan. Kami telah terdidik di atas ubudiyah hanya kepada Allah, dan mengingkari kemampuan kami dan kami berlepas diri dari kehendak dan kemampuan kami, menuju kehendak dan kemampuan-Nya. Kami menghadap kepada Allah dengan sayap ketundukan dan sayap harapan.

    Saya telah mencoba untuk mengaflikasikan ini.
    Saya telah berusaha meneladani Nabi Muhammad Saw.
    Saya telah berusaha menolong Islam.
    Saya telah berusaha membangun Islam yang sempurna dengan lima pilarnya, dan agar saya tidak berdiri di atas pilar yang tidak membuat orang kafir marah atau mendirikan negara walaupun saya melakukannya sendiri.

    Kemudian celaan menimpaku, lalu aku membaca nasihat, "wahai anak-anakku, serulah kebaikan, cegahlah kemungkaran dan bersabarlah atas apa yang menimpamu."

    Banyak orang mengingatkanku dan mereka berkata, "jika kami mengikuti bimbinganmu maka kami terculik di negeri kami." Mereka mengetahui bahwa itulah bimbingan dan petunjuk. Saya telah membaca halaman 70 dari Mushab Madinah setiap kali ketakutan menghampiriku.

    Hati-hatilah saudaraku, kadang jumlah kita yang banyak membuat kita takjub. Kebaikan kita telah memburuk. Yang kita berikan untuk dakwah hanyalah sisa-sisa waktu kita, hingga ujian kudeta menghampiri kita (Allah menghinakan setiap yang angkuh). Kita harus belajar bahwa jangan sekali-kali takjub dengan jumlah kita yang banyak. Kita harus menghormati diri kita pada hal-hal yang membuat kita bahagia atau niat kita, aib demi Allah. Kita juga harus memberikan semua waktu-waktu utama kita untuk dakwah dan Islam. Kemuliaan hanya milik Allah.

    Amal-amal kita tidak ada artinya, seperti pengemis yang memberimu tissu lalu kamu membayarnya dengan sepuluh ribu Pound. Apakah ini harga sebuah tissu??  Apakah harga amal-amal kita bisa membeli surga??

    Saya berharap agar saya tidak menjadi orang-orang yang diistilahkan Al-Qur'an:

    “Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka. Maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." (QS. At-Taubah : 46)

    Dan mereka yang disebutkan sebagai:

    “Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, "Marilah kepada kami" dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar.” (QS. Al-Ahzab : 18)

    Atau termasuk orang-orang yang:

    “Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau Kami sanggup tentulah Kami berangkat bersamamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.” (QS. At-Taubah : 42)

    Saya berharap saya termasuk orang-orang yang dikatakan kepada mereka:

     “Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” (QS. Muhammad : 4)

    Atau mereka yang dikatakan:

    “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab : 23)

    Dan termasuk orang-orang yang dikatakan kepada mereka:

    “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul-Nya), yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, Sesungguhnya manusia, telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka. Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung.” (QS. Ali Imran : 173)

    Dan agar saya dimasukkan bersama para shiddiqin, walaupun saya bersalah atau lamban.

    Wasiatkku:
    Barang siapa yang Allah pilih dari kalian, namun belum meraih syahid, maka tunggulah suatu momentum, dan jika momentum itu datang maka bersungguh-sungguhlah menanggung beban, karena Allah akan memilih sesuai dengan kadar kemampuan orang menanggung beban
    "Dan Allah Yang Menghidupkan dan mematikan"

    "maka berangkatlah kamu ke medan jihad, baik dalam keadaan ringan maupun dalam keadaan berat""dan pukullah leher mereka."

    Saya rindu bertemu dengan Rasulullah Saw., Abu Bakar yang tercinta, Umar yang saya anggap sahabatku karena Allah, Utsman (tahukan kamu siapa Utsman itu), Ali (lautan dalam dan singa ...), Muhammad bin  Muslimah (pahlawan), Thalhah bin Ubaidilah (pengurban), Khalid bin Walid (pedang Allah), Hamzah bin Abdul Muthalib (Pembesar), Saad bin Muadz (yang agung), Saad bin Ubadah (yang pemurah), Muadz bin Jabal (demi Allah saya rindu bertemu dengannya) ,Saad bin Abi Waqqash (yang cerdas),Umar bin Al-Ash (Pemilik akal), Nu'man bin Maqar (Pemimpin), Qa'qa' (seribu orang), Uwais Al-Qarni (Yang tersembunyi), Abdullah bin Mas'ud (Sang Gunung), Abu Sufyan (Wakil yang Mujahid), Safwan (Yang Kembali), Ikrimah (Yang Berpengaruh), Al-Barra bin Malik, dan saudaranya Anas (Keduanya orang yang ditakuti oleh orang kafir), Zubair bin Al-Awam (Kerabat yang tercinta), Abu Ayub Al-Anshari (Yang Berangkat ke Medan Perang), Zaid (Yang Rupawan), Usamah bin Zaid (Yang Terpilih untuk memimpin),dan Ammar bin Yasir (Yang Penyabar).

    Ya Allah kumpulkanlah aku bersama mereka, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada.

    Hampir saya lupa dengan Mushab bin Amir (Yang Jujur), Ja'far dan Sawad (Yang Tampan) bin Nadhr (Yang Bersegera), Abu Dujana (Pembawa Pedang Nabi), Abu Dzar (Yang Lembut), Abu Hurairah (Yang Dekat) dan Abu Ubaidah (Sang Pemimpin).

    Dan semua yang terjadi saat ini adalah bentuk penyaringan yang ketat, "Dan kemudian kami wariskan Al-Kitab (Al-Quran) ini kepada orang-orang yang kami pilih dari hamba-hamba kami, maka di antara mereka ada yang mendzalimi diri mereka, pertengahan, dan ada yang berlomba-lomba dalam kebaikan dengan izin Allah. Itulah keutamaan Allah yang besar.Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Dan jika mereka disakiti di jalan Allah, mereka menjadikan fitnah manusia sebagai adzab Allah."

    Penutup
    Bahwa kematian adalah satu, maka jadikanlah kematian itu pada jalan Allah Azza Wajalla.

    Kepada siswa kelompok SMU yang saya bina (Ahmad Mustafa, Tamir, Umar, Karanisyi, Mustafa Said, Usama Minjawy, Abdul Hamid El-Syabasi, Ahmad El-Hidad, Ahmad Said, Ahmad Abdul Fattah, Ahmad Isham, Hisham Malihy dan banyak yang lainnya). Saya berharap bahwa saya akan bangga dan sungguh saya telah bangga kepada kalian di hadapan Tuhanku. Sungguh demi Allah kalian telah banyak membuat saya menangis di hadapan tuhanku. Saya memohon kepadanya agar Allah memberi saya petunjuk untuk kalian, agar kalian menjadi para duat yang memberikan petunjuk, dan memakmurkan bumi dengan kebenaran, kesatriaan dan kemuliaan.

    Dan saya katakan kepada ibu dan ayahku yang mujahidah dan mujahid: Bahwa sesungguhnya saya untuk Allah, terima kasih tak terhingga wahai hadiah yang paling mahal.

    Dan untuk Ikhwanul Muslimin, saya katakan: Janganlah kalian melupakan pelajaran kudeta dan bertawakallah kepada Allah dengan tawakallah yang murni dan tulus. Hendaklah saya dimandikan oleh Syaikh Syarif Ibadi (jika ia ada) atau orang lain yang mengetahui hukum-hukum memandikan (boleh Al-Muhannadi, Khalid, Abdul Rahman).

    Demi Allah janganlah kalian membuat tenda, jangan pula kalian menyewa aula dan jangan datangkan seorang Qari. Dan hendaklah bela sungkawa di kuburan atau di rumah.

    Penting untuk dipanggil agar mereka ikut shalat jenazah: Yaitu seluruh anggota group pengajianku dalam Ikhwanul Muslimin yang sekarang dan yang dulu. Saudara-saudara di Roksi, Alhaq, dan seandainya bisa saudara-saudara Masr Al-Jadidah dan Nasr City. Guruku Asyraf Namir, Khalid, Muhammad Ganiah, Mushab, Abdul Rahman El-Sayyar, Muhammad, Mustafa Al-Farmawy, Alhaj Sayyid Ali, Ir. Khalid Abdul Rahman, Khalid Swailim, Muhammad Rantisi, dan ikhwah Dhiya dan Al-Haj Nabil Sonbol dan anak-anaknya, serta Amru dan Abu Zaed dan mahasiswa Akademi Islam.”


Demikianlah isi wasiat As-Syahid Ahmad Sonbol, siapa pun yang menyelemai wasiat ini, akan mendapatkan dalam diri As-Syahid Ahmad Sonbol penuh dengan makna-makna Al-Qur’an, hidup dengan ruhnya, kekuatan ruhiyah yang dahsyat dan kerinduan kepada negeri keabadian Surga, hingga Allah pun memilihnya menjadi syahid.

“Maka Tuhan mereka mengabulkan permohonan mereka, 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Aku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik'.” (Q.s. Ali Imran: 195).

Fuzta warabbil Ka’bati ya syahid (Demi Tuhan Kabbah engkau telah sukses wahai As-Syahid). Dan Barang Siapa yang dijauhkan dari api nereka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah sukses.

Allahumma amitna Allassyahadati fi sabiilik (Ya Allah ya Tuhan Kami, matikanlah kami dengan mati syahid di jalan-Mu). Allahumma Aamiin.[syuhadar4bia.com] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment