Polisi Ceko Todongkan Senjata ke Jamaah Shalat Jumat
Seorang diplomat Indonesia mengaku ditodongkan senjata di kepalanya oleh Unit Deteksi Kejahatan Terorganisir (UOOZ) ketika sedang menunaikan salat Jumat. Kejadian itu, berlangsung sekitar pukul 13.10 waktu setempat pada Jumat, 25 April 2014.
Senin, 28 April 2014, Sekretaris I KBRI di Praha, Ceko, Wahono Yulianto menjelaskan kronologi peristiwa yang membuatnya terkejut.
“Saat itu, kami sedang salat Jumat di gedung Islamic Foundation. Saat Imam akan menyampaikan khotbah, tiba-tiba dari arah bawah orang ramai berteriak ada polisi,” ujar Wahono.
Teriakan itu bukan sekadar isapan jempol, karena beberapa polisi dengan berpakaian dan senjata lengkap langsung merangsek masuk ke dalam gedung Islamic Foundation. Saat peristiwa itu terjadi, kira-kira terdapat sekitar 100 orang jemaah di dalamnya.
“Mereka awalnya merangsek masuk ke ruangan yang besar untuk salat. Sementara saya ada di ruangan yang lebih kecil. Mereka akhirnya mendatangi ruangan kami,” lanjut Wahono.
Polisi lantas menodongkan senjata ke kepala para jemaah, termasuk kepala Wahono. “Saya hanya mendengar beberapa kalimat dalam Bahasa Inggris, seperti hands up dan I don’t want to discuss with you,” kata dia.
Sebagian orang merasa tidak terima diperlakukan begitu. Lalu, lanjut Wahono, beberapa orang terlihat adu mulut dengan petugas polisi. “Yang beragumen tadi, langsung diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan,” tutur Wahono.
Dia tidak ikut ditahan polisi. Saat kejadian, terdapat 10 WNI. Enam orang dibebaskan termasuk dia, sementara empat orang yang bekerja di bidang administrasi belum diizinkan keluar. Dari 10 WNI, sembilan orang merupakan staf KBRI sisanya pelajar RI di Ceko.
“Saat mereka kembali, mereka lalu menanyakan jamaah yang membawa identitas diplomat,” kata dia.
Selain diplomat asal Indonesia, Wahono bertutur juga ada diplomat dari Pakistan dan Mesir.
“Mereka semua kaget, karena hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Begitu diperintah polisi, mereka langsung merunduk. Sehingga, kami tidak tahu penyebab mereka merangsek masuk Islamic Foundation,” ujar Wahono.
Mereka semua baru dilepas pada pukul 16.30 waktu setempat. Atas perlakuan itu, KBRI Praha, kata Wahono akan menyampaikan nota protes kepada Pemerintah Ceko.
“Hari ini rencananya kami akan menyampaikan nota protes. Kami masih menunggu waktu yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Ceko,” ujarnya.
Kepolisian Ceko mengatakan bahwa operasi itu dilakukan untuk menangkap redaktur sebuah buku Islam yang diduga berisikan sentimen rasisme, anti-Yahudi, xenophobia dan kekerasan.
Philips, penulis buku controversial, merupakan seorang Muslim radikal yang membenarkan bom bunuh diri sebagai bagian dari jihad dan hukuman fisik untuk kriminalitas.
Sebelumnya, juga terdapat kasus terkenal dari buku kontroversial yakni publikasi terjemahan Ceko dari Adolf Hitler Mein Kampf yang dikeluarkan oleh Otakar II dan diterbitkan oleh Michal Zitko pada Maret 2000. Zitko pun dituntut atas dugaan pemberian dukungan dan penyebaran gerakan yang menekan hak asasi manusia. Ia pertama kali diberikan hukuman percobaan, namun Mahkamah Agung membebaskannya pada Maret 2005. (viva/ROL/sbb/dakwatuna)
begitulah kehidupan minority selalu tertindas
ReplyDelete