Oleh : Jefri Hidayat
Kegagalan dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla dan Zuhairi Misrawi melaju ke Senayan mengindikasikan bahwa JIL sangat tidak disukai rakyat. Ulil yang bertarung di Jateng III melalui Partai Demokrat harus merelakan incumbent melenggang ke Senayan. Begitu juga dengan Zuhairi di Jatim XI yang meliputi Pulau Madura juga harus melupakan mimipinya ke gedung wakil rakyat tersebut.
Jika melihat kegagalan dua tokoh JIL ini sangat bertolak belakang dengan nama mereka yang sering dimuat oleh media masa. Faktanya, JIL hanya besar di udara. Perolehan suara Zuhairi juga mengindikasikan bahwa JIL sebenarnya tidak punya masa.
Zuhairi yang kerap melontarkan kritik pedasnya pada umat Islam tak berkutik dikampung halaman sendiri. Bayangkan di Sumenep, tanah kelahiranya, Zuhairi hanya memperoleh 2171 suara. Itu bukan jumlah suara yang diperoleh seorang tokoh seperti Zuhairi yang sering berkoar-koar di media masa. Faktanya nol besar. Kata orang minang “tinggi ruok pado talua.”
Baiknya orang-orang sperti Ulil dan Zuhairi tidak lagi memeperdagangkan Liberalismenya. Ideologi tersebut tidak mendapat simpati masyarakat. Baiknya, Ulil dan Zuhairi dagang sayur atau garam saja. Dosa Ulil dan Zuhairi sangat besar dengan celotehannya yang sering bikin hati umat Islam. Semoga mereka berdua mendapat Hidayah. Amin Yra, saya berdoa itu mereka berdoa.
jadi antek syiah lebih disukai, gitu ya?
ReplyDeleteYah.... begitulah...
ReplyDeletebersyukur deh mereka ga masuk senayan.
ReplyDeletealhamdulillah mereka enggak jadi.
ReplyDelete