Media Mainstream Memposisikan Jokowi Sebagai Icon Pesta Olahraga, Bukan Pemimpin
Sebenarnya Tokoh masyarakat dan Pemimpin Indonesia yang baik untuk diteladani itu banyak, salah satu contoh seperti "ustadz TB Soenmandjaja Roekmandis" Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di MPR RI, untuk periode yang akan datang beliau kembali terpilih ke Senayan.
Saya sangat yakin masih banyak lagi tokoh-tokoh masyarakat serta anggota MPR/DPD/DPR pusat maupun daerah "tidak tampil perlente". Sialnya, bagi yang tampil bersahaja biasanya "kurang dianggap" ketimbang mereka yang tampil glamor dan sok sibuk, sok penting. Dan sangat disayangkan lagi hanya Jokowi saja yang disoroti media secara berlebihan seolah tidak adalagi orang yang baik, bersahaja dan melayani rakyat di negeri ini selain JKW, ironis memang.
Di lain sisi sebagai masyarakat yang berpendidikan kita perlu berpikir dan menganalisa agenda apa dibalik pengabdian Jokowi yang gencar dipromosikan "Mass Media" tv dan koran-koran, karena sesuatu perbuatan yang pemberitaannya terlalu berlebihan itu sangatlah ~ DIRAGUKAN TUJUAN SERTA NIAT BAIKNYA.
Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah mulai dan banyak yang menyadari bahwa setiap tindakan JKW selalu menjadi konsumsi media itu memang di design sebagai alat/barang promosi "Tool of Marketing Campaign". Dalam hal ini dapat kita simpulkan kalau JOKOWI ITU ADALAH SEMACAM PRODUCT ATAU BARANG YANG SEDANG DIPROMOSIKAN OLEH KELOMPOK, ORGANISASI dan orang-orang yang punya kepentingan serta agenda besar di negeri kita Indonesia ini.
Belajar dari apa yang sudah kita alami selama ini, serta membaca salah satunya dari " A Report of the CSIS Sumitro Chair for Southeast Asia Studies: A U.S.- Indonesia Partnership for 2020 - Recommendations for Forging a 21st Century Relationship - " ditulis oleh Murray Hiebert, Ted Osius, Gregory B. Poling, September 2013. Dapat dilihat agenda mereka lebih banyak mendatangkan mudarat daripada manfaat kepada masyarakat umum negeri yang kita cintai ini.
Dalam laporan tersebut sangat jelas tertulis campur tangan mereka untuk menentukan siapa yang akan memimpin dan siapa yang tidak mereka inginkan untuk memimpin negara yang sudah hampir 70 tahunmerdeka ini. Karena mereka memang tidak suka Indonesia dipimpin oleh seorang Pemimpin yang punya kepribadian kuat, wawasan dan integritas bangsa yang tinggi.
Bagaimanapun dalam rangka Pemilihan Presiden yang sudah didepan mata, kembali ke masyarakat itu sendiri untuk menilai dan memilih apakah mereka mau dipimpin oleh alat "tool" atau Icon seperti yang biasa dijual kalau ada acara pesta olaraga Olympiade, Sea Games dan Asean Game, apakah kita masih suka didikte oleh bangsa lain, jujur saja waktu sekolah dulu pelajaran mendikte adalah pelajaran yang paling tidak saya suka, karena saya dapat mengerjakan lebih baik dari itu, sudah tentu saya, anda dan kita semua tidak mau didikte, kecuali kalau anda adalah........???
Sebagai catatan, penulis mengambil contoh Bapak TB Soenmandjaja Roekmandis yang kebetulan beliau adalah seorang Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di MPR, bukan karena rasa keberpihakan atau kader PKS, karena saya tidak terikat dan bukan kader dari partai apapun, hanya saja mencoba berpikir secara objektive bahwa masih banyak pemimpin dan orang-orang Indonesia yang baik selain dari yang hanya diberitakan oleh mainstream media. Jika anda punya contoh Pemimpin/tokoh masyarakat yang baik dari golongan, agama dan partai lainya tetapi tidak terliputi media silahkan tulis, agar masyarakat umum menyadari bahwa negeri yang besar ini tidak kekurangan stok Pemimpin yang Baik, Merakyat, Bersahaja dan penuh pengabdian.
UK 30 April, 2014
Oleh: Sabai Nan Aluih
http://www.pksnongsa.org/2014/04/media-mainstream-memposisikan-jokowi.html
jadi yang salah jokowi apa medianya .. :D :D
ReplyDelete