Turki menyetakan kekecewaannya atas sikap Amerika Serikat yang menolak permintaan ekstradisi terhadap Fethullah Gulen. Kekecewaan itu disampaikan langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sebelumnya, Turki mengirimkan surat permintaan ekstrdisi Gullen kepada AS pada akhir Juli lalu. Namun, sayangnya AS menolak permintaan tersebut, karena Negeri Paman Sam itu menilai bukti yang disampaikan Turki tidak begitu kuat.
Menanggapi ini, Erdogan menyatakan dirinya sangat kecewa kepada negara yang dia anggap sebagai salah satu sahabat Turki. Kekecewaan ini semakin besar, karena sebelumnya jika AS meminta Turki mengekstradisi seseorang, Ankara tidak pernah menolak, atau meminta penjelasan lebih lanjut.
"Turki telah menuntut ekstradisinya, tapi Washington telah meminta bukti keterlibatan Gullen, dan mengatakan proses ekstradisi harus sesuai prosedur. Kami tidak meminta dokumen jika AS menginginkan seseorang yang dianggap teroris," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (03/08).
Pada Selasa (02/08) Erdogan juga telah menegaskan sikap pemerintah Turki yang menuding Gulen berada di balik upaya kudeta gagal pertengahan bulan lalu.
"Kau pasti sudah buta dan mati kalau tidak memahami bahwa ia (Gulen) berada di balik semua ini," kata Erdogan dalam wawancara dengan stasiun TV Televisa yang disiarkan Selasa (2/8/2016).
"Jika kami meminta ekstradisi seorang teroris, maka kau seharusnya memenuhi itu," ujarnya.
Erdogan mengatakan, bahwa otoritas AS meminta dokumen untuk ekstradisi Gulen, yang tinggal di Pennsylvania.
"Kalau kau mulai minta dokumen-dokumen dan lain-lain, maka itu hambatan besar dalam upaya kami memerangi terorisme."
"Namun saat ini kami mengalami kesulitan karena tidak bisa menerima seorang teroris yang kami minta untuk diekstradisi," katanya.
Gulen tinggal di Amerika Serikat sejak 1999 dan membantah terlibat dalam upaya kudeta 15 Juli. Otoritas Turki telah mengirimkan paket dokumen baru ke otoritas AS untuk ekstradisi Gulen menurut Menteri Kehakiman Bekir Bozdag.
"Dalam hal memerangi terorisme, kami tidak mau kehilangan waktu, enam bulan atau satu tahun, itu tak bisa ditolerir," kata Erdogan seperti dikutip kantor berita AFP.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada 18 Juli bahwa Turki harus menunjukkan "bukti autentik" dan "bukan tuduhan semata" terhadap Gulen untuk ekstradisinya.
0 komentar:
Post a Comment