Erdogan dilarang Berpidato di Jerman
Rally yang berlangsung di Deutzer Werft, Koln tersebut dimulai dengan lagu kebangsaan Turki dan Jerman.
Rally tersebut dilakukan untuk menentang upaya kudeta oleh Struktur Negara Paralel Organisaso Teror Fethullah (FETO/PDY) dan aksi teror di Paris dan Munich.
Sekitar 100 asosiasi memberikan pernyataan dukungan kepada Turki pada rally tersebut.
Rally damai tersebut dikawal oleh 2.700 petugas polisi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Turki Akif Cagatay Kilic, Menteri Pertanian dan Peternakan Turki Mehdi Eker, dan wakil rakyat dari Partai AK Mustafa Yeneroglu turut hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, Pengadilan Tertinggi Jerman memutuskan tidak mengizinkan sambungan video dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang rencananya akan memberikan pidato pada acara tersebut.
Dengan alasan keamanan polisi Koln membawa malasah ini ke pengadilan dan mendapatkan penolakan izin dari pengadilan tertinggi.
Setelah pemberian keputusan, kasusu ini dipindahkan ke Mahkamah Konstitusi pada hari yang sama.
Mahkamah Konstitusi Jerman pun memperkuat keputusan yang sebelumnya teklah diberikan oleh Pengadilan Tinggi.
Menurut Ketua Persatuan Demokrasi Turki Uni Eropa Zafer Sarikaya,
“Keputusan ini memiliki cacat hukum dan hanya menjadi bagian dari politik. Dalam demokrasi, rakyat gagal menyampaikan ide, pikiran, dan sikapnya.”
“Meski kami tidak setuju dengan keputusan ini, tetapi kami akan tetap tunduk pada keputusan ini,” tambahnya.
Juru Bicara Presiden Turki Ibrahim Kalin menegaskan bahwa Erdoğan dihalangi oleh pihak berkuasa Jerman untuk mengambil bagian dalam Rally Demokrasi Melawan Upaya Kudeta yang dihadiri oleh warga Jerman, berpuluh-puluh lembaga non-pemerintahan, dan beribu-ribu warga Turki.
Ibrahim Kalin berkata,
''Struktur Negara Paralel Organisasi Teror Fethullah (FETO/PDY) telah gagal melakukan upaya kudeta pada 15 Juli karena rakyat Turki bersatu, berjuang untuk mempertahankan demokrasi, sebagai Presiden, Recep Tayyip Erdogan bertanya-tanya tentang alasan sebenarnya, kami berharap untuk menemukan penjelasan yang memuaskan dari pihak berwenang Jerman.”
Kalin juga menekankan bahwa otoritas-otoritas yang berdiam diri terhadap tindakan dan aksi organisasi teroris separatis di masa lalu, mencoba menghalangi Erdogan dengan alasan seperti 'kekerasan mungkin akan terjadi' adalah hal yang tidak dapat diterima.
Kalin juga berkata
''Langkah-langkah keamanan diambil bukan untuk mereka yang mengadakan rally demokrasi namun untuk penyokong organisasi teror dan provokator anti demokrasi'' katanya.
Menteri Urusan dan Kepala Perunding Uni Eropa Omer Celik menganggap hal ini sebagai penyimpangan demokrasi dan kebebasan berekspresi.
0 komentar:
Post a Comment