Gulenis Membayar Anggota Parlemen Inggris untuk Kampanye Anti Turki
Koran Inggris British Times menyebut bahwa kelompok Fetullah Gulen membayar puluhan ribu dollar kepada seorang anggota parlemen Inggris untuk menulis catatan HAM Turki.
Times mengungkapkan bahwa Sir Edward Garnier, anggota parlemen dari kubu konservatif dibayar £ 152.994 atau sekitar dua milyar lebih untuk melakukan riset yang berjudul, “A report on the Rule of Law and Respect for Human Rights in Turkey”.
Yayasan Gulen Membiayai Laporan
Laporan yang disiapkan oleh asosiasi jurnalis Gulenis, Lembaga Jurnalis dan Penulis (GYV) memfokuskan pada tindakan pemerintah terhadap organisasi yang berafiliasi dengan Gulen,” papar koran tadi. Laporan itu ditulis berbarengan dengan penetapan gerakan Gulen sebagai organisasi teror di Turki.
Asosiasi jurnalis (GYV) adalah lembaga yang dipimpin oleh Gulen, dimana dia menduduki posisi sebagai presiden kehormatan selama bertahun-tahun.
“Meskipun demikian, Sir Edward membantah bahwa dia dan para penulis lainnya dalam laporan tersebut sebagai pendukung atau pengikut Hizmet, namun menulis laporan itu sebagai pengacara independen, yang berdasar fakta yang dikajinya, “tuturnya.
Sir Edward selama debat di sidang parlemen mendesak pemerintah Inggris menolak masuknya Turki menjadi anggota Uni Eropa dengan alasan “banyaknya pelanggaran dalam HAM dan penegakan hukum oleh pemerintah Turki”.
“Meskipun dia menyebutkan kontribusi dirinya dalam laporan tersebut di parlemen, namun Sir Edwards tidak mengungkapkan sumber pedanaan riset yang berhubungan dengan gerakan Gulen,” papar koran Inggris itu.
Laporan Sir Edward dikirim ke para pejabat penting Inggris, termasuk PM David Cameron dan Menlu Philip Hammond.
Namun laporan itu tidak pelak menunjukkan kuatnya jaringan rahasia Gulen di Inggris. Gerakan ini mendapatkan jutaan dollar dari pelbagai institusi yang didirikannya.
Fethullah Gulen dituding berada dibalik percobaan kudeta 15 Juli lalu di Turki atas pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdoğan yang dipilih secara demokratis. Terungkap pula jika Gulen berkerja bertahun-tahun dan menghabiskan jutaan dollar untuk mendapatkan dukungan masyarakat internasional dalam melawan pemerintahan Erdogan. Fethullah Gulen mengoperasikan jaringan sekolah, bisnis dan LSM di seluruh dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai pra kondisi, Gulenis mengordinasikan kampanye anti pemerintah dengan memproduksi berita, laporan dan penelitian yang bias. Dia dituding menggerakkan para pengikutnya di birokrasi kepolisian, peradilan dan institusi kenegaraan lainnya untuk menjalankan agenda politik sang Imam.
Beberapa artikel dan iklan anti Turki di koran-koran kenamaan Amerika, seperti Wall Street Journal dan the Washington Post diduga menjadi bagian penciptaan kondisi bagi kudeta 15 Juli lalu.
Kudeta militer yang digagalkan rakyat Turki ini merenggut tidak kurang 250 korban jiwa dan melukai lebih dari 2000 lainnya.
(permatafm)
0 komentar:
Post a Comment