Erdogan : FETO adalah ancaman bagi semua negara dimana mereka berada
Organisasi Teroris Fetullah (Feto) merupakan ancaman tidak hanya bagi Turki, tetapi juga untuk semua negara di mana ia berada, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Jumat.
Pernyataan Erdogan disampaikan saat konferensi pers bersama dengan Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev di ibukota Ankara.
Selama pembicaraan mereka, Erdogan mengatakan mereka membahas hubungan bilateral, juga tentang kudeta bulan lalu dan peran Fetullah Gulen di dalamnya.
“Pada malam tanggal 15 Juli, negara kami menjadi sasaran salah satu pengkhianatan yang paling hina, paling nekat dan paling berdarah dalam sejarah politik kami,” kata Erdogan.
Upaya kudeta mengungkapkan “sisi gelap”, “rencana licik” dan “motif utama” dari FETO, ungkap Erodgan, menambahkan “FETO menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Turki, tetapi juga untuk semua negara di mana ia berada.”
Erdogan bersumpah untuk bersikap “tegas mempertahankan perjuangan kami di dalam dan di luar negeri.”
Presiden Erdogan juga memuji Nazarbayev yang telah menjadi presiden asing pertama yang mengunjungi Turki dan menunjukkan solidaritas setelah kudeta berhasil digagalkan.
Nazarbayev mengatakan: “Saya datang ke sini untuk menyatakan bahwa saya berdiri bersama Erdogan dan Turki adalah salah satu mitra yang paling dekat dan dapat diandalkan oleh Kazakhstan..”
Erdogan mengatakan, ada 33 sekolah yang memiliki hubungan dengan FETO di Kazakhstan, dan Turki telah memberikan daftar sekolah tersebut kepada pejabat Kazakh.
Nazarbayev mengatakan Kazakhstan tidak akan mendukung siapa pun yang melawan Turki.
“Situasi ini tidak dalam kepentingan kami. Kami tidak menginginkan hal itu. Kami sepakat tentang masalah ini,” kata Nazarbayev, menambahkan bahwa kementerian budaya kedua negara akan membentuk kelompok kerja untuk mengontrol sekolah-sekolah tersebut.
“Kazakhstan akan mengirim kembali setiap guru yang memiliki hubungan dengan FETO dan akan meminta guru baru dari Turki,” katanya.
Turki menyatakan Gulen berada dibalik upaya udeta yang gagal, yang menewaskan lebih dari 230 jiwa dan melukai hampir 2.200 orang lain, dan berulang kali menuntut ekstradisinya ke Swedia untuk menghadapi pengadilan.
Gulen telah tinggal di Pennsylvania sejak tahun 1999 dan juga sejak lama melakukan upaya untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi ke lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan pengadilan, membentuk apa yang dikenal sebagai ” negara paralel “.
Anadolu Agency
0 komentar:
Post a Comment