Kegagalan Kudeta Turki, Faktor dan Pelajaran
Oleh : Hisyam Taufik
Turki modern sejak didirikan pasca jatuhnya Otoman pada tahun 1920 abad lalu, mengalami sejumlah usaha kudeta. Mulai tahun 1960, ketika militer mengkudeta PM Adnan Mandres dan Presiden Jalal Bayar dan mengeksekusi mati keduanya.
Bahkan kudeta dimulai sejak 1913. Militer mengkudeta Kamil Basha yang dikenal dengan kudeta “Pintu Tinggi”. Sekelompok jenderal Turki yang masih muda dipimpin oleh Anwar Bek. Ini kudeta terhadap kekuatan Islam yang menyebabkan negara Otoman.
Kudeta Turki kedua tahun 1971 pada 12 Maret setelah 11 tahun kudeta 1960 yang disebut dengan kudeta momo.
Pada 12 September 1980, terjadi kudeta ke-3 yang dipimpin oleh Jenderal Kenan Evrin bersama sejumlah komandan yang terbangun di atas pemikiran menjaga prinsip-prinsip republic Turki yang diletakkan oleh Ataturk.
Di tahun 1997, terjadi kudeta keempat yang disebut “kudeta putih” terhadap mendiang PM Necmudin Erbakhan setelah Partai Refah menjadi penguasa tahun 1995 faktornya karena ia presiden Islam konservatif setelah beberapa tahun tidak pernah terjadi.
12 Penyebab Kegagalan Kudeta
Kegagalan kudeta Turki karena kegagalan awal kudeta yang terburu-buru. Jalan kudeta Mesir berhasil karena disiapkan selama setahun sebelumnya melalui corong agama, media, dan teknis serta politik partai, selain itu juga disiapkan pasukan bayaran. Setelah itu diikuti oleh rencana militer yang bekerjasama dengan pihak luar internasional yang mendukung kudeta.
Kegagalan kudeta di Turki karena rencanya yang tidak matang dan lemah. Namun penyabab kegagalan kudeta Turki itu karena tujuah hal utama:
1. Kudeta dibangun di atas rencana yang gagal;
Sebelum kudeta turun ke jalan (publik), mereka sudah salah dan kelihatan kacau baik karena terlambat tiga jam dari waktu yang ditentukan untuk kudeta. Apalagi setelah Erdogan keluar dari hotel sebelum digerebek. Penerapan rencana pertama adalah menangkap presiden dan pimpinan kekuatan pemerintah seperti yang terjadi dengan presiden Mursi. Kekuatan asing yang ingin menjatuhkan Presiden Erdogan agarnya tidka bisa infiltrasi ke partai-partai, asosiasi, lembaga negara, militer, media dan lembaga keagamaan.
2. Kudeta Kecil
Sejak awal kudeta ini sangat lemah di level militer, media masa, agama, pendidikan dan asosiasi internal Turki. Meski mendapat dukungan asing cukup kuat, namun eksekusi kudeta dilakukan oleh kelompok kecil saja yang tidak sistematis dari elit militer. Bahkan itu ada di level pangkat militer menengah, kecuali di level 1 dan 3. Sementara panglima militer, komandan I dan pasukan khusus serta pasukan maritim serta intelijen menolak kudeta.
Karena itu, meski panglima ditangkap, akan tetapi sejak awal komandan yang menjalankan agenda kudeta adalah komandan kecil. Kelompok kecil ini merasa “hebat” karena dukungan intelijen Rusia dan dekat engan Iran dan perlindungan Amerika serta dukungan dana Emirat juga kelicikan Israel.
3. Kudeta Yang Tidak Luas
Mendiang presiden Venezuela, Caves pernah mengatakan bangga, “Amerika mengukudeta saya, namun rakyat menolong saya dalam 47 jam.” Kalau saja dia masih hidup sehingga bisa melihat bagaimana rakyat Turki mengembalikan Erdogan dalam 2 jam.
Hasil positif dari kegagalan kudeta ini adalah bersatunya kata massa dan barisan kudeta kelompok kecil militer berserakan.
4. Kudeta Atas Pemuda Yang Sensitif
16 tahun sejak kudeta terakhir tahun 1997 terhadap Necmedin Erbakhan, ketua partai Islam, komposisi pemikiran dan politik rakyat Turki berubah. Pemikiran mereka tidak lagi mandeg, hanya menunggu. Akan tetapi nilai-nilai demokrasi dan civil society menjadi konsen utama dan terpatri dalam jiwa pemuda.
Kesadaran pemuda Turki ini mengantarkan keberhasilan Erdogan di bidang ekonomi, sosial, politik. Fakta ini dilupakan oleh kelompok kudeta.
Kesalahan sama dilakukan Israel yang mengira bahwa generasi Palestina saat ini adalah generasi Sykes Picot dan Oslo yang belajar Facebook, dansa dan nyanyi. Namun zionis kemudian terbelalak dengan generasi Intifadhah.
Kesalahan yang sama dilakukan Basyar Asad yang tidak mengerti prediksi sejarah yang terus berubah. Ia lalai bahwa pemuda Hamzah Al-Khatib dan Ibrahim Qasyush di tahun 2011 bukan pemuda tahun 1980an ketika mereka menjadi sasaran represif dan pengusiran akibat melawan rezim.
Ketika upaya kudeta dilakukan, para pemuda Turki keluar dan turun ke jalan mengibarkan bendera nasionalime bukan poster Erdogan. Mereka melek demokrasi meski berbeda pendapat. Mereka rakyat tahu soal sistem dan bukan rakyat yang mengkultuskan, seperti yang dipropagandakan oleh media barat dan Israel bahkan Arab sekalipun.
5. Kudeta Terhadap Kepemimpinan Berbobot
Kepemimpinan Turki mendapatkan kepercayaan besar dari rakyat dan mayoritas. Hal itu terlihat ketika Erdogan dalam 10 detik muncul di televisi berbicara kepada rakyat Turki dengan kepercayaan besar dan memberikan harapan dan meminta mereka turun ke jalan.
6. Kudeta Terhadap Pemerintah Sah dan Oposisi Cerdas
Meski ada kekuatan oposisi di Turki, namun mereka mengakui legalitas pemerintah berkuasa. Bahkan salah satu kelompok kudeta adalah pilot yang menjatuhkan pesawat Rusia. Padahal pemerintah tahu ia dari kelompok penentang pemerintah (Gulen). Namun pemerintah tidak melepaskan tanggungjawabnya. Di sinilah nilai demokrasi itu dijunjung tinggi.
7. Kudeta Atas Partai Kuat
8. Kudeta atas Media Kuat
9. Kudeta atas Menara dan Masjid
Saat usaha kudeta dijalankan, masjid-masjid menggemakan adzan di penjuru Turki, 3 jam sebelum subuh. Melalui speker, mereka meminta warga turun ke jalan untuk mengusir kudeta militer. (at/pip)
0 komentar:
Post a Comment