Pejuang Sunni makin dekat untuk menembus kota Aleppo yang dikepung Assad dan milisi Syi'ah
Kelompok oposisi kembali merebut wilayah-wilayah baru di barat daya Aleppo, memasuki hari ke-3 serangan untuk menembus pengepungan rezim Suriah atas 300 ribu warga Aleppo timur.
Operasi militer bersama dalam koalisi Jaisyul Fath yang terdiri dari faksi pelawanan, seperti Ahrar Syam, Jabhah Fathu Syam (ex Jabhah Nushrah), FSA dan lain-lain, dinyatakan tinggal sekitar 1 km lagi sebelum berhasil membuka blokade.
Pangkalan altileri menjadi salah satu sisa pertahanan terkuat rezim Assad dan milisi Syi'ah asing untuk menutup jalur serangan untuk menuju kota terkepung.
Dalam memecah konsentrasi militer rezim, sepanjang front di Aleppo selatan dan utara juga menyala pertempuran sengit yang membawa kerugian besar di pihak Assad dan sekutunya.
Ratusan tentara rezim Suriah, milisi Syabihah, milisi Syi'ah asing dan tentara Iran diperkirakan telah tewas sejak hari pertama serangan, Minggu (31/7).
Namun belum ada lembaga pemantau yang telah memverifikasi secara realtime jumlah tewas dari kedua belah pihak.
Di sisi lain, menurut kelompok pemantau SOHR, pengeboman atau roket oposisi dalam serangan untuk menembus pengepungan, dilaporkan juga menewaskan 30 orang warga sipil dan melukai belasan lainnya. Seperti di kawasan al-Assad, area 1070, fakultas Sains, Ramusah dan Hamdaniya.
Sementara itu di kota Aleppo timur yang terkepung, warga sipil ikut memberikan dukungannya kepada para pejuang oposisi yang berjuang untuk menyelamatkan kota itu.
"Kepada siapa saja yang berdiri dalam solidaritas untuk kami, kami mencintai kalian, tetaplah seperti itu!", ungkap tulisan seorang warga.
Warga sipil di berbagai distrik Aleppo sejak hari Minggu telah melakukan pembakaran ban bekas untuk mengganggu serangan udara dari pesawat dan helikopter Assad/Rusia.
"Kami tak butuh 'jalur kemanusiaan' (yang ditawarkan Rusia), kami hanya menanti sebuah jalur yang akan membawa kami pada kebebasan", tulis warga lain.
Dukungan atas upaya pejuang Muslim Sunni untuk menembus pengepungan Aleppo juga disampaikan Ulama Sunni asal Arab Saudi, penulis buku fenomenal "Laa Tahzan" Syaikh Aid al-Qarni, melalui akun Twitternya.
"Ya Allah tolonglah para tentara Islam di Aleppo Syam atas Rusia dan kaum Majusi (Iran). Dan jagalah mereka dengan penglihatan-Mu yang tidak pernah tertidur! Wahai yang keras pembalasan-Nya!", tulis akun resmi Twitter Syaikh al-Qarni.
Pekan lalu, setelah berhasil mengepung Aleppo dengan memotong jalur jalan Castello, Assad/Rusia menawarkan "jalur aman" bagi mereka yang akan keluar dari Aleppo.
Namun menurut berbagai pihak, "jalur aman" itu merupakan tipu muslihat untuk menurunkan populasi di Aleppo timur sehingga secepatnya mudah diambil alih.
Beberapa pejabat AS bahkan khawatir jika upaya evakuasi ini akan menjadi cara bagi rezim Assad dalam menangkap dan mengeksekusi warga laki-laki dengan tuduhan "teroris", seperti halnya penangkapan massal yang kerap terjadi di Suriah sejak era Hafidz al-Assad (bapak Basyar).
Aktivis lokal menyatakan bahwa "jalur aman" yang ditawarkan itu tidaklah aman, dan tidak mungkin dilalui oleh warga sipil. Dimana serangan udara, bom Bimil dan pertempuran masih terjadi.
Selain Aleppo, pada awal pekan ini, pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di provinsi Latakia, Hama dan Ghouta timur (provinsi Damaskus).
Sedangkan serangan udara Assad/Rusia dilaporkan menyasar beberapa wilayah mulai dari Aleppo, Idlib, pinggiran Damaskus, yang membunuh puluhan warga sipil pada hari Senin dan Selasa. (Orient-news/SOHR/FB/rslh)
0 komentar:
Post a Comment