Waduh! Demi Ahok, Seruan Minahasa Merdeka Makin Ramai, Bahkan Sudah Ada Bendera


Sejak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok divonis 2 tahun penjara, seruan Minahasa Merdeka ramai di media sosial (mesdsos).

Seruan Minahasa Merdeka muncul sebagai bentuk kekecewaan warga Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) terhadap vonis yang dijatuhkan kepada Ahok.

Warga Minahasa melakukan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada Ahok dengan memasang lilin. Aksi bertajuk ‘Sejuta Lilin dari Manado untuk Ahok’ dilakukan di Jalan Piere Tendean, tepatnya di depan Hotel Aryaduta Manado, Rabu malam (10/5).

Tak sampai di situ, warga Minahasa juga berencana melakukan aksi demonstrasi pada Senin 15 Mei 2017. Aksi kali ini bertajuk ‘Referendum Minahasa Merdeka’.
Aksi tersebut akan dilakukan di depan Kantor Gubernur Sulawesi Utara. Massa aksi akan menggunakan seragam hitam-merah.

Seruan aksi Minahasa Merdeka diposting di fanpage facebook Ancient of Minahasa. “Tuntutan: Referendum Minahasa Merdeka. Sekarang waktunya Minahasa tegas,” tulisnya, Jumat (12/5/2017).
Akun ini juga menyebut bahwa Minahasa tidak termasuk dalam jajahan Belanda. Dikatakannya, Belanda adalah partner Minahasa dalam mengatasi para pemberontak di Indonesia.
Tak hanya itu, Facebook Ancient of Minahasa juga mengunggah beberapa bendera yang dikibarkan sejumlah remaja. Bendera itu berwarna merah dipadu warna biru. Bagian tengahnya berbentuk salib. Diduga, bendera ini merupakan persiapan Minahasa Merdeka.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulut, Steven OE Kandouw meminta masyarakat Minahasa tidak berlebihan menujukan aksi simpatik kepada Ahok.

“Saya juga bersimpati pada pak Ahok, tapi saya imbau masyarakat Sulut yang berlebihan dalam menunjukkan simpatinya,” ucap Steven, Kamis (11/5/2017).

Mantan Ketua DPRD Sulut ini menambahkan, aksi simpati kepada Ahok boleh-boleh saja. “Tapi sebagai orang Sulut kita harus tetap menjaga kebersamaan, jangan sampai simpati yang berlebihan bisa merusak kerukunan dan kedamaian yang selama ini menjadi ciri khas daerah kita,” imbuhnya.

Aksi referendum Minahasa Merdeka bukan kali pertama. Sebelumnya pada Desember 2016, puluhan warga juga melakukan aksi demonstrasi. Mereka mendesak pemerintah agar tidak tunduk kepada tekanan massa yang meminta Ahok dipenjara.
“Ultimatum Minahasa. Negara tunduk? Bangsa Minahasa siap referendum,” demikian salah satu spanduk yang dibentangkan massa saat melakukan aksi yang dilakukan pada Kamis 1 Desember 2016.

Berikut ini tuntutan warga Minahasa saat melakukan aksi pada 1 Desember 2016:

Tuntutan nasional:

1. Bubarkan FPI dan seluruh ormas yang berafiliasi dengan Khilafah Daulah Islamiyah/ISIS di Indonesia.

2. Pidanakan/usir Rizieq Shihab terkait semua hal Inkonstitusional yang ia perbuat.

3. Libatkan KPK guna meneliti penggunaan anggaran negara serta audit dana pembayaran sertifikat halal di MUI.

4. Hapus dan cabut system syariah di Indonesia.

5. Pidanakan seluruh tokoh Inkonstitusional.

6. Otonomi Khusus.

7. Cabut dan hapus Surat Keputusan Bersama (SKB) menteri terkait pembangunan rumah ibadah.

8. Stop teror, bom Gereja serta pernyataan kafir

9. Stop diskriminasi terhadap kaum minoritas secara umum dan secara khusus stop diskriminasi atas peran serta dalam membangun bangsa baik di lingkup ASN, TNI, POLRI, maupun di lingkup BUMN.

Tuntutan Daerah:

1. Pidanakan pelaku perusak jejak sejarah

2. Bentuk dan sahkan peraturan daerah perlindungan jejak sejarah

3. Stop pelarangan Santa Claus yang damai serta teratur

4. Bentuk dan sahkan peraturan daerah perlindungan tenaga kerja local

5. Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama dipegang Mayoritas (berlaku sama dengan daerah lain).

6. Evaluasi GM PLN Suluttenggo

7. Penambahan bidang studi bahasa daerah

8. Kembalikan peruntukan tanah dan bangunan (pembangunan 6 bangunan agama, Muslim, Kristen Khatolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu) dilahan ex kampung texas

9. Segera swiping identitas di Sulawesi Utara dan pulangkan warga yang tidak jelas

10. Pidanakan pelaku penyelewengan penggunaan anggaran APBD [psi] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

10 komentar:

  1. Tahan Ahok atau Minahasa Merdeka?
    Maksudnya klo Ahok bebas maka Minahasa Merdeka?
    Gagal paham saya, lebih milih Ahok ditahan daripada Minahasa Merdeka.
    Salam Damai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudnya, jika ahok ditahan mereka milih jd negara merdeka mungkin sobat.

      Delete
  2. Aneh benerr pola fikirnya.. Tdk terima..atas hsil hukum ahok..wueeii enakk yg salah dibela.. Yg benar dpenjara,, apa hukum hrus bgituu monya.?Yg non muslim juga bnyk tetapi positif dn bisa menerima.. Namun dengan kjadian ini,,smakin menunjukan bahwasannya nkri terancam..apalgi marak bngsa asing..yg coba coba ngatur ngatur indonesia skrg ini.. Muncul kecurigaan bahwasannya di nkri ini.. Ada penghianat negara atau antek antek asing..smoga TNI kita sdh lebih tau..dn para pemimpin kita bisa lebih tegasss.. Ssungguhnya bhineka tunggal ika adalah kita.

    ReplyDelete
  3. I Yayat U Santi. Salam dari Laskar Manguni. Nyaku si Makatana Minahasa!!

    ReplyDelete
  4. Hati" jadi sama dengan timor leste.

    ReplyDelete
  5. Bah, udah keliatan yang nulis artikel ini anggota FPI.

    ReplyDelete
  6. Hahaha "mulutmu harimau mu." Kalau ahok tidak membawa surah Al-Maidah tentu ini tidak akan terjadi. Coba pikir lagi awal mula kasus ini. Toh, pun pak ahok sebagai tersangka juga mematuhi hukum yang ada. Kenapa kalian yg terlalu agresif??
    tolong perhatikan dulu gubernur sndiri soal E-KTP hehehe

    ReplyDelete
  7. kok yang demo tidak ditangkap dengan tuduhan makar? TANYA KENAPA????

    ReplyDelete
  8. kok yang demo, bahkan deklarasi tidak dituduh makar?? ya karena bukan islam yangelakukan. demo damai 212, 411 itu makar karena sambil berdoa. pokoknya yang salah harus islam... aparat aneh

    ReplyDelete