Media Asing, Ahok dan Delusi Sarap


Media dan pengamat asing tidak paham psiko-sosial isu SARA dalam konstruksi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mereka beropini atas suatu isu berdasarkan rutinitas kunjungan singkat dan wawancara dengan narasumber terseleksi. Setelah itu, menarik kesimpulan potret kita dari sudut pandang bawaan mereka.

Isu SARA adalah “Red Line” dari harga harmoni berbangsa bernegara bagi siapapun komponen bangsa ini, baik mayoritas dan minoritas.

Kekalahan Ahok adalah ekspresi “Red Line” mayoritas pemilih yang waras bahwa ada harga politik yang harus dibayar untuk menjaga harmoni bangsa yang besar dan heterogen ini ditengah persepsi kepuasan publik yang cukup besar kepada kinerjanya.

Demikian pula, keputusan Hakim adalah jurisprudensi hukum yang dipegang disepanjang Republik ini dalam menjaga garis merah ini. Para hakim cenderung tidak mau berkompromi dengan bermain dalam isu-isu superfisial, seperti HAM dan relasi mayoritas dan minoritas.

Jadi, para ahokers berhentilah anda mengembangkan delusi sarap* tentang kematian hukum, intoleransi dan anti kebinekaan.

Berhentilah menyesatkan para pengamat Indonesia yang hanya mengandalkan kunjungan sesaat dan sumber informasi yang terbatas, jika anda mencintai Indonesia.

Jika tidak, anda tidak lebih sekelas dengan para pendukung Lia Eden yang meyakini bahwa malaikat Jibril akan turun ke Monas.



*Sarap adalah terminologi lokal untuk menjelaskan orang yang punya penyakit jiwa. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment