Peresmian Masjid Daan Mogot, Bentuk Politisasi Agama Yang Nyata


Pereresmian Masjid Daan Mogot Jakarta Barat oleh Presiden Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diangkat kembali menjadi gubernur pada saat peresmian nanti sebaiknya ditunda.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin peresmian nanti tentu akan diliput oleh seluruh media nasional dan mempertontonkan dengan kasat mata bahwa Presiden Jokowi tidak netral bahkan berpihak secara nyata terhadap pasangan calon nomor urut II Ahok-Djarot.

"Hal ini bertentangan dengan pernyataan beliau sendiri berulang kali bahwa tidak berpihak,"kata Din melalui keterangan tertulis kepada redaksi beberapa saat lalu, Jumat (14/4).

Sebenarnya, kata Din sebagian rakyat sudah menilai bahwa Presiden Jokowi dari awal sudah tidak netral dan tidak berdiri mengayomi seluruh rakyat.

"Maka, peresmian masjid, yang apalagi dihadiri oleh Ahok, akan menambah rasa ketidakpercayaan sebagian rakyat, padahal pelaksanaan agenda pembangunan negara dewasa sangat memerlukan dukungan seluruh rakyat,"kata mantan bekas Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Untuk itu menurut Din rakyat memdambakan keteladanan politik "satunya kata dan ucap". Menurut Din, selama ini sering diucapkan oleh presiden Jokowi bahwa "tidak boleh ada politisasi agama".

"namun rencana peresmian pada 16 April 2017 tersebut tak pelak lagi akan dianggap sebagai bentuk politisasi agama yang nyata,"kata Din.

Maka dari itu, Din mengharapkan agar peresmian yang akan digelar pada 16 April 2017 itu ditunda setelah Pilkada. "Seharusnya tidak ada masalah kalau ditunda empat hari saja, yakni dilaksanakan pada 20 April 2016,"demikian Din. [opinibangsa.id / rmol] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment