Kendaraan pengumpul sampah di Jalur Gaza berhenti beroperasi sejak minggu lalu karena kekurangan bahan bakar. Hal ini memaksa pemerintah kota setempat menggunakan keledai untuk mengumpulkan sampah dari penjuru kota dan desa. Muhammad Al-Farra, Menteri Gaza di Pemerintah Daerah, dalam sebuah konferensi pers menuturkan, “Ada sekitar 70 truk pengangkut sampah yang berhenti beroperasi karena tidak adanya bahan bakar.”
Pemerintah Gaza mengatakan, kendaraan sampah tidak dapat digunakan sejak stasiun pengisian bahan bakar tutup karena pengepungan dari ‘Israel’ dan Mesir. Cara primitif yakni menggunakan keledai terpaksa digunakan untuk mengangkut 1.700 ton sampah setiap harinya dari jalan-jalan di Gaza. Al-Farra menyatakan bahwa keledai tidak sanggup menyelesaikan persoalan sampah ini karena kapasitas pengangkutan yang terbatas. Menurut Al-Farra, jika hal ini dibiarkan berlanjut maka dapat mengundang masalah kesehatan yang besar?
Al-Farra menyeru kepada organisasi-organisasi internasional untuk mendukung pemerintah daerah agar kebutuhan bahan bakar terpenuhi. Pemerintah Gaza membutuhkan 150.000 liter solar setiap bulan untuk mengoperasikan instalasi pengolahan sampah dan kendaraan dinas pengangkut sampah. Selain itu, dibutuhkan juga 700.000 liter bahan bakar untuk fasilitas pengairan dan sanitasi.
Kelangkaan bahan bakar ini menyebabkan masalah di setiap lini kehidupan rakyat Gaza. Blokade yang dilakukan ‘Israel’ kini diperparah dengan dukungan Mesir yang menutup akses Rafah dan terowongan penghubung. Sejak peristiwa kudeta Presiden Mesir, Mursi, sekitar 800 terowongan penghubung Gaza dan Mesir dihancurkan. Terowongan lain yang tersisa pun menjadi target penghancuran. Hal ini mempersulit rakyat Gaza untuk mengimpor kebutuhan dasar, menjadikan Gaza kini berada di ambang krisis kemanusiaan. * (Ma’an News | Sahabat Al-Aqsha/muslimina)
0 komentar:
Post a Comment