PROTES ANTI KUDETA TERUS BERLANGSUNG DI KAIRO
Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi kembali melakukan pawai protes mereka menentang kudeta Mesir dan menuntuk pelepasan presiden terguling Muhammad Mursi yang kini masih dalam penahanan Militer.
Polisi kembali menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang memulai protes mereka Jum’at (6/12) sore waktu setempat di berbagai area di Nasr City, Kairo, dan kegubernuran Giza serta di provinsi lainnya setelah shalat Jum’at, lapor harian Mesir Ahram yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Sementara, Kantor Berita Mesir (MENA) melaporkan, polisi menembakkan gas air mata kepada para demonstran di kota Suez setelah demonstran bentrok dengan polisi yang berjaga di jalan Al-Yahudiya di dekat Masjid Al-Huda.
Seorang polisi dilaporkan terluka oleh batu yang dilemparkan oleh demonstran yang melakukan aksi protes tanpa izin di Fayoum, tengah Mesir, tambah MENA tanpa melaporkan berapa yang terluka dari pihak demonstran.
Ratusan pengunjuk rasa berangkat dari masjid setelah shalat Jum'at di area Helwan, Maadi, Nasr City, dan di beberapa area di Giza, sambil membawa gambar Mursi dan poster bersimbol empat jari (Rabi’ah). Para demonstran melakukan pawai sambil berteriak melawan militer dan polisi.
Protes tersebut juga diperuntukkan bagi 21 remaja siswi di Mesir yang ditahan dengan hukuman penjara setelah melakukan aksi protes yang dikenal dengan Gerakan 7 Pagi.
Pengadilan menetapkan hukuman 11 tahun penjara bagi 14 orang di antara mereka, sedang sisanya (tujuh orang) dimasukan kedalam rumah rehabilitasi perilaku karena masih di bawah umur. Keputusan itu menuai protes dari kalangan aktivis nasional dan internasional.
Mesir masih dalam kondisi labil setelah penggulingan presiden terpilih secara demokrasi yang juga hapal Al-Qur’an itu digulingkan oleh militernya pada 3 Juli 2013. Aliansi anti kudeta yang terbentuk kemudian mengatakan akan terus melakukan protes hingga presiden mereka dibebaskan.
Mursi ditahan oleh militer sejak kudeta atas dirinya menuai respon yang berbeda dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat sebagai negara penjungjung demokrasi yang mendukung militer dibandingkan Mursi yang terpilih secara demokrasi.(mina/muslimina)
0 komentar:
Post a Comment