Jakarta Unfair, Film Terlarang Kisah Kekejaman Ahok Akhirnya Dirilis
Setelah sukses memproduksi film dokumenter “Rayuan Pulau Palsu,” WATCHDOC bersama komunitas film indie pekan ini merilis trailier Film “Jakarta Unfair” yang memotret ketimpangan sosial yang dialami warga Jakarta, korban penggusuran Pemprov DKI dibawah pimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut laporan LBH Jakarta, Pemprov Jakarta telah melakukan 113 kali penggusuran selama tahun 2015 dan 325 titik terancam digusur tahun 2016. Setidaknya 70% penggusuran dilakukan sepihak dan tanpa solusi yang sepadan.
Kini, beberapa titik rawan gusur telah rata dengan tanah. Dalihnya masih sama: penertiban dan normalisasi (RTH, waduk atau sungai) demi kehidupan yang lebih layak.
Pendiri WATCHDOC, Dandhy Dwi Laksono mengatakan, saat WATCHDOC sedang di puncak krisis energi dan logistik setelah mendukung Ekspedisi Indonesia Biru dan memproduksi “Rayuan Pulau Palsu”. Tapi Jakarta justru sedang gencar-gencarnya menggusur. 113 lokasi telah diratakan sepanjang 2015 dan 325 lainnya rentan menjadi target di tahun 2016 (LBH Jakarta).
“April lalu kami pun menyurati beberapa kampus di Jabodetabek, komunitas film indie, atau pers mahasiswa. Isinya, memanggil mereka untuk bergabung dalam program “bela negara”.” kata Dandhy melalui laman Facebook, bercerita proses produksi Film Jakarta Unfair.
Ada 15 relawan yang menjawab panggilan itu, dan selama 6 bulan kamera mereka merekam tanpa imbalan.
“Akhir pekan ini mereka merilis trailernya, dan akhir bulan nanti filmnya kami harap sudah menghiasi layar-layar tancap di kampung-kampung hingga kampus-kampus dunia,”tuturnya.
Film Jakarta Unfair ini disutradarai Ndy Anastasia dan Dhuha Ramadhani. Mereka akan berusaha menjawab satu pertanyaan penting dari debat panjang tentang penggusuran di Jakarta: apakah semua ini adil?
Bagi Dandhy, Film dokumenter “Jakarta Unfair” membawa satu argumen penting, bahwa penggusuran mematikan sumber-sumber ekonomi warga.
Sebab di mata mereka, rusun hanya menjawab satu hal kecil: urusan tempat tidur. Hal yang tak pernah menjadi persoalan bagi mereka yang bahkan terbiasa tidur di kolong-kolong jembatan.
Film Jakarta Unfair mendapat banyak apresiasi dari netizen, diantaranya Mahmud Syaltout dari Universitas Indonesia.
“Karya teman-teman mahasiswa, komunitas film indie, dkk dan kemudian diramu dengan baik oleh sahabat-sahabat WatchdoC ini menunjukkan secara lugas wajah politisi yang mengusung ide Jakarta Baru: Jokowi dan Ahok,”ujarnya melalui laman Facebook.
Film Dokumenter “Jakarta Unfair” juga menampilkan video pasangan Jokowi-Ahok, saat keduanya maju 2012 lengkap dengan janji-janji manis bagi warga miskin dan terpinggirkan. Termasuk video Jokowi yang cerita pengalamannya sangat sekali tergusur.
“Dan kenyataan yang bertolak belakang 179,8 derajat, dengan penggusuran yang masif dan bengis – tanpa dialog, tanpa kesepakatan – seperti yang dijanjikan,”ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment