Samuel Jackson: Muslim di AS Seperti Orang Kulit Hitam Baru
Samuel L Jackson membandingkan diskriminasi yang dihadapi Muslim di AS seperti yang dialami Amerika Afrika disana, sehingga dia menyebutnya sebagai “orang kulit hitam baru di Amerika”.
Aktor yang sering berbicara tentang perbedaan di industri film dan sejarah modern Amerika di Festifal Film Internasional Dubai ini berbicara tentang ketidakadilan yang menimpa kaum Muslimin di negaranya seiring bangkitnya Islamophobia di dunia Barat.
“Banyak Muslim yang ditahan seperti anak-anak kulit hitam yang ditahan, Muslim Amerika seperti anak-anak kulit hitam di Amerika,” katanya. “Penersangkaan adalah kultur dominan kami. rakyat tidak paham mereka. Rakyat menganggap mereka sebagai ancaman bahkan sebelum sempat menyapanya. Namun komunitas Muslim ada di negara kami. Mereka menjadi bagian vital di negara kami dan yang menarik, angka kejahatan di kalangan mereka rendah, sebaliknya lebih banyak yang terdidik, dan bisnis mereka berkembang lebih pesat dari kelompok lainnya di negara ini.
“Anda bercerita tentang orang di Rust Belt bahwa mereka seperti,” Keluar dari sini,” ujarnya.
Rust Belt merujuk kawasan di AS yang meliputi negara-bagian Mid West seperti Pennsylvania, Ohio dan Indiana yang sering menggunakan terminolgi ini setelah pernah berjaya di sektor industri. Banyak negara-negara bagian menjadi negara bagian yang berpindah dukungan politiknya dan mereka memberi suara kepada Donald Trump, kandidat yang hendak melarang Muslim ke Amerika dalam pemilu baru-baru ini,
Jackson yang mengaku dirinya seperti terpanggang daging selama kampanye pemilu presiden mengatakan bahwa agennya melarang dirinya berkomentar tentang presiden yang terpilih selama wawancara. Dia sendiri tidak kaget dengan hasil pemilu tersebut.
“Saya sendiri adalah produk pemisahan Selatan,” katanya. “Saya adalah bagian dari apartheid. Ada banyak hal yang tidak dapat saya lakukan. Mereka memberitahu siapa saya namun tidak bagaimana harus bersikap.”
“Saya paham sesuatu tentang negara saya yang orang lain tidak paham. Seperti apa yang baru saja terjadi selama pemilu. Saya memahaminya dengan cara lain. Saya tidak terkejut atau syok. Saya paham. Saya pernah hidup didalamnya pada masa lalu. Saya paham siapa mereka yang ingin menjadikan Amerika besar lagi.”
0 komentar:
Post a Comment