Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyinggung kudeta militer di Mesir dan menuntut PBB untuk membela demokrasi dan tidak mengakui pemerintahan yang hadir setelah pembunuhan ribuan rakyat yang turun ke jalan menuntut suaranya.
Dalam serta merta, Erdogan mengacungkan isyarat 'Rabia' di sela pidatonya di pertemuan PBB tersebut, kemarin sore, Rabu sembari mengatakan: "Di Mesir, Prresiden yang dipilih suara rakyat dilengserkan lewat kudeta militer, sementara itu ribuan rakyat yang menuntut suara mereka dibunuh. PBB dan negara-negara demokrasi mencukupkan diri sekadar menyaksikan, tambah lagi, orang yang mengkudeta dilegitimasi" singgungnya.
Presiden Erdogan menuntut PBB untuk lebih berani dalam membela kebenaran. "Jika kita menyerukan demokrasi, kita harus menghargai kotak suara. Namun jika kita membela kudeta bukan demokrasi, saya bertanya-tanya: Untuk apa PBB itu ada?", tegasnya.
Erdogan juga menyinggung semua pihak yang membisu untuk membela mereka yang dibunuh di Mesir. Katanya: "Semua yang membisu dan hanya menonton pembantaian terhadap anak-anak, pelengseran pemerintahan yang dipilih suara rakyat dengan senjata dan tank, mereka sudah jelas turut serta dalam kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut."
Sumber: http://www.rassd.com/22-114078.htm
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment