ANKARA- Recep Tayyib Erdogan merupakan presiden Turki pertama dipilih secara langsung dan mendapakan dukungan luas rakyat, dan memilih Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu, menggantikan posisinya sebagai perdana menteri, dan membentuk pemerintahan baru, Jum'at, 29/8/2014.
Kemenangan dan populeritas Erdogan, kaena keberhasilan mengubah Turki, dan meletakan fondasi ekonomi negeri itu, dan sekarang menempatkan posisi Turki sebagai negara ke empat terbesar ekonomi di Eropa.
Rakyat Turki mengalami era kemakmuran di bawah Partai AKP dan Erdogan. Selama dibawah rezim-rezim sekuler sebelumnya, Turki carut-marut, sejak Kemal Ataturk menjatuhkan Khilafah Turki Otsmani.
Formasi kabinet baru sebagian besar tidak berubah, dan sebagian besar menteri tetap menempati posnya. Terutama menteri dibidang ekonomi. Davutoglu tetap mempertahankan sebagian besar menteri-menteri lama, yang telah berhasil membawa Turki kepada kemakmuran.
Meskipun, tetap ada perubahan dalam kabinet yang baru, seperti Wakil Perdana Menteri Besir Atalay yang namanya paling menonjol hilang dari kabinet baru. Dia digantikan oleh wakil ketua Partai AKP, Numan Kurtulmus. Wakil Perdana Menteri, Emrullah Isler, juga digantikan oleh Yalcin Akdogan.
Perdana Menteri Davutoglu memilih tokoh baru yang selama menangi kebijakan luar negeri, terutama terkait dengna kebijakan Uni Eropa, Mevlut Cavusoglu, dipilih menggantikan posisi Davutoglu sebagai menteri luar negeri. Sementara itu, seorang diplomat terkemuka Turki, Volkan Bozkir, masuk dalam kabinet untuk mewakili negara Turki dalam hal berkaitan dengna kebijakna Uni Eropa.
Nurettin Canikli juga diganti oleh Hayati Yazici sebagai Menteri Bea Cukai dan Perdagangan. Sedangkan, Faruk Celik tetap sebagai Tenaga Kerja dan Menteri Keamanan Sosial. Meskipun ada laporan bahwa ia telah mengosongkan kantornya pada hari sebelumnya. Faruk Celik menghadapi kritik yang luas, tak sesudah terjadi ledakan tambang di Soma, Manisa, merenggut nyawa 301 penambang di musim panas ini.
Besir Atalay, mantan wakil perdana menteri yang telah membantu mengawasi proses perdamaian, kehilangan pekerjaannya di kabinet baru, tapi Akdogan akan mengambil alih perannya yang bertindak sebagai negosiator dengan fihak Kurdi, kata para pejabat, dan bertindak sebagai jembatan antara Erdogan dan kabinet baru.
"Akdogan mungkin menjadi faktor penting yang akan memfasilitasi hubungan antara kantor presiden dan pemerintah, mengingat bahwa Erdogan ingin mempertahankan posisi politiknya secara aktif," kata Ilter Turan, profesor ilmu politik di Universitas Bilgi.
Davutoglu, seorang profesor ilmu politik, dan berhasil membangun politik luar negeri Turki, dan negara itu sekarang menjadi faktor penting peranannya dalam politik global. Turki menjadi pemain penting dalam percaturan politik di Eropa, Barat, dan bahkan di Dunia Islam, Erdogan menjadi sosok yang sangat dihormati, karena peranan dan perhatian yang sangat besar terhadap Dunia Ilsam.
Davutogl menjabat sebagai menteri luar negeri sejak 2009, dan dia terpilih dalam sebuah Kongres Luar Biasa Partai AKP menjadi perdana menteri, menggantikan Erdogan, Kamis.
Davutoglu menjadi orang kedua di Partai AKP, dan merupakan sahabat dekat Erdogan, dan dia sudah menjabat sebagai pendiri dan pemimpin selama 15 tahun. Sementara itu, Erdogan menjadi presiden ke-12 Turki, dan dia terpilih pada 10 Agustus, dengan dukungan 52 persen suara. Erdogan dilantik hari di depan anggota parlemen Turki, Kamis lalu.
"Pintu Besar Turki Dibuka," judul utama di surat kabar Sabah mengatakan pada hari Jumat, memuji pengalihan kekuasaan yang berjalan dengan damai. Tanpa ada gejolak.
Sebelumnya, ada usaha-usaha yang sangat keras menggulingkan Erdogan dengan aksi-aksi yang digalang oleh kelompok sekuler, liberal, dan komunis. Persis seperti bagaimana kalangan sekuler, liberal dan koptik yang didukung menggulingkan Presiden Mursi di Mesir, dan gagal.
Kemenangan Erdogan dalam pemilihan pertama presiden yang sangat populer Turki bulan ini, memberikan dia mandat baru untuk mendorong pada cita-cita yang dia lihat sebagai misi bersejarah, mengubah dalam negeri Turki dan sebagai kekuatan global.
Erdogan telah menjelaskan berencana membangun sistem presidensial yang luas, dan memperluas dukungan peranan presiden saat ini. Dengan Davutoglu menjadi perdana menteri dan menggantikan posisi yang sangat sentral, maka akan menjadi 'paralel', kebijakan presiden dan perdana menteri. Sebuah era akan ditapaki pemerintahan baru Turki, menuju sebuah cita-cita Turki menjadi kekuatan global.
Kabinet baru Turki adalah sebagai berikut:
Empat wakil perdana menteri - Yalcin Akdogan, Ali Babacan, Numan Kurtulmus, Bulent Arinc.
Menteri Luar Negeri - Mevlut Cavusoglu
Menteri Dalam Negeri - Efkan Ala
Menteri Kehakiman - Bekir Bozdag
Menteri Keuangan - Mehmet Simsek
Menteri Ekonomi - Nihat Zeybekci
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam - Taner Yildiz
Menteri Pertahanan - Ismet Yilmaz
Keluarga dan Kebijakan Sosial Menteri - Aysenur Islam
Menteri Uni Eropa - Volkan Bozkir
Sains, Industri dan Teknologi Menteri - Fikri Isik
Tenaga Kerja dan Menteri Keamanan Sosial - Faruk Celik
Menteri Lingkungan dan Perencanaan Kota - Idris Gulluce
Pemuda dan Olahraga Menteri - Akif Cagatay Kilic
Pangan, Pertanian dan Peternakan Menteri - Mehdi Eker
Bea Cukai dan Perdagangan Menteri - Nurettin Canikli
Menteri Pembangunan - Cevdet Yilmaz
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata - Omer Celik
Menteri Pendidikan - Nabi Avci
Menteri Dalam Negeri Kehutanan dan Air - Veysel Eroglu
Menteri Kesehatan - Mehmet Muezzinoglu
Transportasi, Kelautan dan Komunikasi Menteri - Lutfi Elvan
Tokoh baru dalam kabinet Davutoglu merupakan tokoh-tokoh Partai AKP yang sudah terpilih oleh parlemen dan Presiden Erdogan, tokoh-tokoh bersih, dan terpercaya dalam bidang masing-masing. Selama pemerintahan Erdogan sangat jarang, diantara mereka yang berada dalam pemerintahan terlibat dalam skandal apapun.
Mereka mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara, dan hanya dalam waktu sepuluh tahun (satu dekade), di Turki segalanya telah berubah. Kemakmuran dan income (pendapatan) perkapita rakyat Turki, meningkat drastis, dan pembangunan berlangsung di seluruh Turki.
Keberhasilan dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi, serta stabilitas itulah yang menyebabkan Erdogan dan Partai AKP tetap mendapatkan kepercayaan rakyat Turki. Kebijakan Erdogan memang dirasakan rakyat, dan berhasil memperbaiki kondisi bangsa Turki menuju bangsa yang makmur, dan stabil. Selamat bagi bangsa Turki. Wallahu'alam. (mashadi/voaislam)
0 komentar:
Post a Comment