Simon Shaver menulis kemarin di harian Yedeot Aharonot bahwa tidak ada seorang pun yang bisa berharap bisa menggambarkan Robbin, Dayyan, dan Nerkez yang bisa menyerang ke halaman Tembok Ratapan seperti di tahun 1967. Ia menilai, dalam perang-perang kecil seperti di Gaza tidak ada gambar yang sesuai untuk menggambarkan kemenangan bagi 'Israel'.
Penulis 'Israel' ini menilai, Netenyahu berusaha menggambarkan dirinya bersama kedua koleganya Menhan Moshe Ya’alon dan pangliman Benny Gants sebagai pemenang justru dianggap sebagai trio tanpa mewujudkan prestasi apapun.
Ia menambahkan, jika sudah dibentuk tim investigasi independen untuk mendiagnosa perang di Jalur Gaza, maka yang diteliti pertama adalah bagaimana terjadi dan Netenyahu bersama dua koleganya harus tahu bahwa Hamas merencanakan untuk menyeret 'Israel' ke dalam perang Juli tersebut. Dan Hamas sudah memperkirakan akan berulang hal yang sama dalam perang tahun 2012. Serangan udara ribuan jumlahnya pun tak menghasilkan apapun atau menjatuhkan Hamas.
Simon menambahkan, trio elit 'Israel' itu banyak bicara soal pukulannya terhadap Hamas. Namun ujungnya ternyata Hamas masih memiliki lebih dari 6 ribu roket, sejumlah alat pelontak dan misil mortal, dan organisasi militer lengkap dengan strukturnyanya yang rapi serta terowongan khusus untuk menyerang.
Lantas apa yang dihasilkan 'Israel'? jawabannya – menurut Simon – puluhan nyawa melayang, ratusan luka-luka, kerugian miltar Shekel, massa yang melarikan diri dari pemukiman Yahudi dan citra 'Israel' yang rusak.
Ia menutup artikelnya, bahwa bagian paling buruk dari kisah agresi 'Israel' ke Gaza adalah “kami masuk ke posisi tanpa kejelasan. Jika intelijen 'Israel' memberikan informasi soal Hamas yang kembali maka dan memproduksi senjata, apakah 'Israel' akan memutuskan untuk memilih gencatan senjata dan menahan diri? (at/Infopalestina.com)
0 komentar:
Post a Comment