OLeh : Salman
Abu Rizal Bakrie dan partainya nampaknya pusing dengan kondisi elektabilitas partai dan ARB yang jauh dari harapan. Iklan kampanye melalui televisi yang sudah jauh-jauh hari tidak memberi arti yang signifikan untuk peningkatan elektabilitas.
Menjelang pemilu legislatif 9 April nanti ternyata Golkar kembali menjual nama Soeharto, manntan presiden yang telah berkuasa selama 32 tahun. Hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa Golkar krisis tokoh yang bisa dijual ke masyarakat luas.
Deklarasi ARB di jauh-jauh hari sebelum pemilu ternyata hanya menjadi objek survey bagi lembaga-lembaga survey. Setahun sebelum pemilu survey2 seperti ini sangat marak, baik yang diadakan lembaga-lembaga yang sudah punya nama dalam skala nasional maupun survey internal partai yang sangat tidak jelas.
Beberapa saat lalu golkar meng-klaim telah mengadakan survey internal dan hasilnya ARB mampu bersaing dengan Jokowi. Sungguh sangat ironi bagi partai ini masih ingin narsis, memuji diri sendiri dengan suatu hal yang tidak jelas. Tidak jelas, bahkan diduga survey internal sebenarnya itu tidak ada, karena survey internal itu tidak dipublikasikan, ya apa yang mau dipublikasikan surveynya sendiri tidak ada.
Metode pencitraan melalui survey pada tahun 2014 ini sudah selesai, survey telah dianggap suatu kebohongan belaka. Klaim-klaim mendapat dukungan berdasarkan survey sudah tidak diperdulikan lagi oleh massa. Sekarang ukurannya adalah kerja nyata.
Di masa kampanye seperti sekarang, sangat berbeda dengan pemilu 2009 lalu, sekarang peran media sosial sangat siginifikan memberi suatu opini, sangat efektif menyebarkan informasi, sangat nyata membentuk suatu pencitraan. Mungkin hal inilah yang ingin diberdayakan oleh golkar, yaitu kampanye melalui sosial media.
Golkar jika dibandingkan dengan PKS, sangat berbeda militansi sosial medianya. Entah menggunakan konsultan mana yang telah memberikan suatu ide agar ARB dikesankan didzalimi. Saya meyakini kasus video liburan ARB bersama artis hanyalah suatu skenario yang nggak penting, malah nggak penting banget. Mereka berharap popularitas ARB meningkat di sosmed dengan kasus video itu. Analisisnya gampang, karena disana juga ada artis yang diyakini punya banyak fans di indonesia, sehingga diharapkan ARB ikut populer. Kini golkar melalui Idrus Marham meng-klaim telah didzalimi akibat video itu. Hello? emang siapa yang perduli.
Sebenarnya sangat gampang mengetahui penyebar video itu. Orang2 yang ikut dalam pesawat itu jelas, siapa yang merekam. So, mencurigai penyebar video itu adalah internal golkar sendiri merupakan hal yang sangat logis. Maka kasus video ini selesai.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment