MAHASISWI MESIR UNGKAP PELECEHAN SEKSUAL APARAT KEAMANAN
Seorang mahasiswi Mesir yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara mengatakan mengalami pelecehan seksual di tangan aparat keamanan negara itu.
Ayat Hamada mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Kairo, petugas keamanan menangkapnya saat dia melakukan protes solidaritas dengan aktivis-aktivis wanita yang dipenjara karena menentang kudeta yang dilakukan militer terhadap presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi. Demikian Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Rabu (27/2).
Pada hari penangkapannya, Hamada diseret ke sebuah kendaraan keamanan. "Personel keamanan memegang semua bagian [tubuh saya]," katanya sebagaimana disiarkan surat kabar online Rassd.
Dia menambahkan petugas membawa tas Hamada, yang ia jatuhkan ketika polisi menyergapnya dan memasukkan peluru di dalamnya kemudian menuduhnya membawa amunisi.
"Bagaimana bisa aku masuk kampus universitas dengan amunisi di tas karena para mahasiswa harus melalui beberapa pemeriksaan keamanan dan digeledah secara rutin?" tanyanya.
Hamada mengatakan petugas di kantor polisi mengancam akan menyerang secara seksual jika dia menghubungi keluarganya untuk memberitahu mereka tentang apa yang dialami.
Dia kemudian melanjutkan membeberkan pengalamannya berdesakan dalam sebuah kendaraan yang dapat menampung sekitar lima orang namun diisi oleh 14 perempuan.
Ketika dia dan perempuan lainnya tiba di penjara, mereka menyaksikan mahasiswa laki-laki yang menjadi sasaran apa yang dikenal sebagai "tashrifa", yakni gelombang penyiksaan tahanan begitu mereka tiba di penjara.
Dia mencatat aparat keamanan melepaskan pakaian para tahanan laki-laki di depan perempuan kemudian memukuli mereka dengan tongkat dan ikat pinggang. Merek melecehkan setiap siswa perempuan yang keberatan dengan penyiksaan kepada tahanan laki-laki.
Hamada mengatakan ia diancam akan diperkosa dan menjadi sasaran tes keperawanan.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
0 komentar:
Post a Comment