Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Segala upaya akan mereka lakukan demi masa depan yang lebih baik daripada zaman mereka dulu.
Atas dasar itu, orangtua Birrul Qodriyah rela mencari bantuan dana lewat program beasiswa agar sang anak bisa meneruskan keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Perjuangan itu berbuah manis, pada 2010, Birrul terdaftar menjadi mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui program bidikmisi.
"Orangtua tahu saya ingin kuliah. Tapi mereka bingung bagaimana membiayai saya sementara mereka hanya buruh tani. Beruntung saya selalu mendapat ranking sejak SD hingga SMA, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan beasiswa," kata Birrul ketika berbincang dengan Okezone, di sela acara gladiresik Silahturahim Nasional Bidik Misi 2014, di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2014) malam.
Demi mewujudkan keinginan Birrul, sang ayah M Jawahir, rela bersepeda dari Bantul hingga Klaten untuk mencari program beasiswa. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Prestasi akademis Birrul yang selalu dibanggakan ayahnya kerap tidak dipercaya oleh pihak sponsor.
"Bapak ingin ilmu saya lebih tinggi dibandingkan dia yang hanya lulusan SMA. Berhari-hari dia naik sepeda untuk mencarikan saya beasiswa padahal saya sudah bilang akan mencarinya sendiri. Bahkan saat itu saya sempat ikhlas untuk tidak kuliah. Tapi karena melihat semangat mereka, saya termotivasi untuk kuliah lewat bidikmisi," tuturnya.
Akhirnya, Birrul pun mendaftarkan diri pada Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan jurusan Kedokteran dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Mengingat cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter, dara kelahiran Bantul, 26 Juni 1992 itu tentu akan memilih menjalani perkuliahan di fakultas kedokteran. Namun, dengan bijak dia justru memilih jurusan Ilmu Keperawatan di UGM.
"Waktu itu saya juga keterima di Kedokteran Unair. Baru tahap satu, tinggal tes potensi akademik (TPA) sudah pasti saya akan diterima. Tapi pengumuman kelulusannya lebih dulu UGM. Kalau UGM tidak diambil, adik-adik kelas saya bisa terblokir. Daripada egois untuk diri sendiri, maka saya pilih UGM," kata Birrul ramah.
Meski demikian, sulung dari dua bersaudara itu tidak pernah menyesali pilihannya sekalipun. Menurut Birrul, pada dasarnya semua program studi (prodi) adalah baik dan sama-sama memiliki prospek karier yang cerah.
"Semua jurusan itu baik, tergantung kita menjalankannya. Apakah akan melaksanakannya dengan baik, baik banget, atau biasa saja. Insya Allah semua jurusan itu baik dan prospektif," imbuhnya.
Tidak ingin mengecewakan ayah ibunya, Birrul selalu membawa pulang nilai memuaskan setiap semester. Peraih IPK 3,72 pada semester lalu itu menyatakan, setiap prestasi akademis maupun nonakademis yang diraihnya merupakan balasan atas kesempatan mengenyam pendidikan yang diperoleh lewat beasiswa.
"Senang banget bisa berprestasi. Itu anugerah dan ucapan terima kasih dari saya untuk semua orang dan negara yang telah membiayai kuliah saya secara cuma-cuma. Mereka sudah menggratiskan biaya kuliah saya, jadi kenapa saya tidak berjuang sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil terbaik," papar putri pasangan Siti Mujahadah Solihah dan M Jawahir itu. (okezone.com/im)
0 komentar:
Post a Comment