Undang-undang menjamin hak semua warga negara
untuk memilih dan dipilih baik sebagai presiden, kepala daerah maupun
anggota legislatif. Maka semua warga negara berhak mencalonkan diri dan
semua rakyat berhak memilih siapa saja yang sesuai dengan hati
nuraninya.
Namun ada orang-orang yang merasa tidak
percaya diri dan takut bersaing lalu menempuh cara-cara kotor dan tidak
segan menebarkan fitnah. Salah satunya adalah tudingan kepada ustasdz
yang mencalon diri bahwa mereka mengincar kursi dengan ayat kursi.
Ini adalah cara lama dan basi yang sudah
dengung-dengungkan oleh orang-orang sekuler sejak dulu. Mereka tidak
bosan-bosannya menebarkan fitnah yang sangat keji ini walaupun tidak
banyak pengaruh kepada para pemilih, terbukti semakin banyaknya ustadz
yang terpilih baik menjadi kepala daerah maupun anggota legislatif.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah
pintar dan sudah bisa menentukan pilihannya tanpa banyak terpengaruh
oleh propanganda orang-orang sekuler yang ingin menyingkirkan agama dari
urusan negara.
Berbagai dalih dan alasan yang mereka
kemukakan untuk menguatkan fitnah mereka. Di antaranya mereka
mengatakan: sama saja antara ustadz dengan yang lain, sama saja antara
partai islam dengan partai sekuler, yaitu sama-sama bejat dan sama-sama
korupsi.
Saya katakan tidak sama. Walaupun ustadz ada
yang berbuat salah tapi kesalahannya lebih sedikit, walaupun ada yang
terlibat korupsi tapi jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan
orang-orang sekuler.
Tudingan dan fitnah lainnya adalah dikatakan
bahwa setelah terjun ke politik ustadz meninggalkan masjid dan
jama’ahnya. Ini tudingan yang tak berdasar. Buktinya para ustadz yang
terjun ke dunia politik tetap ke masjid dan tetap bersama jama’ah.
Mereka tetap menyampaikan khotbah jum’at, mengisi ceramah, pengajian dan
kegiatan keislaman lainnya.
Tudingan keji lainnya adalah jika ustadz
berpolitk maka berpotensi menimbulkan konflik antar jama’ah. Sampai
sekarang belum ada bukti terjadinya konflik antar jama’ah yang
diakibatkan terjunnya ustadz ke dunia politik, semuanya aman-aman saja.
Masing banyak lagi tudingan dan fitnah-fitnah
lainnya yang dilakukan oleh orang-orang sekuler untuk menyingkirkan
agama dari panggung politik, mereka ingin agar orang-orang yang terjun
di pemerintahan hanya orang-orang sekuler supaya mereka bebas membuat
aturan dan kebijakan yang sesuai dengan paham mereka.Tapi upaya mereka
ini sia-sia dan akan sia-sia, buktinya partai islam tetap eksis sampai
sekarang dan ustadz-ustadz masih banyak yang terpilih.
Sekali lagi, semua orang berhak mencalonkan
dan dicalonkan, semua orang berhak memilih dan dipilih. Biarkan para
ustadz terjun ke dunia politik, biarkan para ustadz mencalonkan diri,
dan biarkan rakyat memilih siapa yang mereka inginkan sesuai dengan hati
nurani mereka masing-masing.(Puspitasari/kompasiana)
0 komentar:
Post a Comment