Beda antara Kata dan Perbuatan Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk melindungi Masjid Al-Aqsha. Menurut mereka, pelanggaran ‘Israel’ terhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha mengharuskan negara-negara Arab dan Islam bersikap tegas menyelamatkannya.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Abdul Aziz Bin Abdullah, mengatakan pada pertemuan Dewan Menteri dari Organisasi Kerja Sama Islam di Guinea Senin (9/12) lalu, “Salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia Islam adalah konflik Arab-’Israel’ dan ‘Israel’ yang terus membangun pemukiman Yahudi sehingga mengancam runtuhnya upaya perdamaian di kawasan tersebut. Perjuangan mendapatkan hak rakyat Palestina adalah hal utama di tengah konflik Timur Tengah. Oleh karena itu, kita harus mengikhtiarkan solusi yang komprehensif dan adil dengan dukungan negara-negara Arab dan Islam,” tukas Abdul Aziz.
Selanjutnya, Pangeran Abdul Aziz menegaskan, “Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita mesti berdiri menentang penjajahan Israel’, rencana mereka terhadap Masjid Al-Aqsha, dan menyelamatkannya dari risiko Judaisasi. Bersama-sama, kita capai cita-cita rakyat Palestina dan dunia Islam.”
Akan tetapi, di tengah pemberitaan mengenai seruan bela Masjid Al-Aqsha dari Kerajaan Arab Saudi tersebut, delegasi militer Arab Saudi ternyata diam-diam bertemu dengan perwakilan ‘Israel’. Pertemuan pada hari Senin tersebut dikabarkan membahas mengenai program nuklir di Iran. Menurut radio ‘Israel’, Menteri Pertahanan Arab Saudi, Amir Salman bin Sultan dan dua stafnya mengunjungi ‘Israel’ secara rahasia.
“Delegasi Arab Saudi bertemu pimpinan militer ‘Israel’ dan mengunjungi markas militer ‘Israel’,” kata narasumber berita di Radio ‘Israel’. Beberapa surat kabar lain seperti British Sunday Times juga memberitakan mengenai kerja sama Arab Saudi dan ‘Israel’ terkait penyerangan program nuklir di Iran. * (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha | muslimina)
0 komentar:
Post a Comment