ITN Benarkan Ada Kekerasan Seksual dalam Ospek
Pihak Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa dalam orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang diikuti mahasiswa baru (maba) telah terjadi tindak kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.
"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan yang mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi, yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).
Namun, Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.
Sanksinya bermacam-macam, kata Wayan. Ada yang dikeluarkan dan ada yang harus mengulang mata kuliah lagi. "Pihak jurusan yang lebih banyak tahu. Sekarang kami baru tahu lebih detail jenis kegiatannya," kilahnya.
Kegiatan seperti itu, katanya, ditangani langsung oleh pihak jurusan Planologi. Pihak jurusan yang bertanggung jawab. "Yang jelas, jika ada pemberian minum satu botol untuk 114 orang itu sangat tidak wajar," tegasnya.
Sebenarnya, ospek tersebut digelar setelah pasca-kehidupan kampus. "Tujuan utamanya ialah agar mahasiswa paham betul jurusan yang ditempuhnya. Tidak ada perpeloncoan dalam ospek. Kita tegas melarangnya," kata Wayan.
Pihak jurusan, ujar Wayan, sudah memberi izin soal lokasi ospek, yakni di Goa China, Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, sementara rektorat yang mengikuti jurusan. "Tanda tangan izin lokasi ditandatangani oleh pihak jurusan dan dekan," ungkap Wayan.
(kompas)
kasihan mahasiswa baru, diplonco orang tolol
ReplyDeletebodoooohhhh!!!!
ReplyDeletegak pakai otak. seperti
ini harus di tindak tegas. senior dan pengawas orang tolol. kasihan para korban. semoga hukum
Allah Swt segera ada buat para pelaku. ITN harusnya jadi contoh intelektual bukan jadi contoh preman. anjiiing!! malu bacanya.