Berkaca dari Kasus LHI, Sudah Saatnya Kader PKS Berbenah Serius
Oleh : Uda Chaniago
Saya tidak akan berkomentar banyak lagi tentang materi perkara yang menimpa LHI. Sudah banyak kiranya tanggapan, pendapat dan ulasan tentang itu. Mulai dari para pakar hukum sampai pakar politik, pengamat hukum dan juga pengamat politik. Dari yang memang punya kapasitas dan kapabilitas untuk menanggapi atau cuma sekedar melepaskan sesuatu di dadanya yang terpendam sekian lama sehingga perlu penyaluran yang empuk. Dari yang mengerti persoalan sampai yang cuma mengekor tanpa argumen. Dari kader PKS yang militan sampai para “simpatisan” yang setia mengomentari apapun yang menimpa partai yang satu ini.
Dan saya pun tidak ingin mengeluarkan statement apapun karena toh perkaranya juga belum selesai dan belum ada putusan final dari pengadilan.
Dalam tulisan ini saya cuma ingin mengingatkan dan menghimbau kepada para kader PKS, khususnya yang merasa sesak dadanya dengan kasus LHI ini. Selayaknya peristiwa ini membuat kalian sadar dan berkaca di depan cermin sambil mematut dan menghitung lagi apa yang harus kalian lakukan untuk keluar dari kesesakan dada tersebut.
Pertama, kalau kalian merasa ini sebuah kezhaliman, maka inilah saatnya dan pada titik inilah kalian harus mulai berintrospkesi dan berusaha lebih keras lagi mencapai tujuan kalian menuju target membenahi negeri ini. Tak akan banyak gunanya kalian terus mengutuk dan merajuk bila ternyata kalian malah semakin kendor dalam bekerja. Karena kunci kekuatan PKS ada pada militansi kerja kalian yang tidak boleh tereduksi sama sekali oleh “kezhaliman” ini.
Kedua, bila kalian merasa ini sebuah ketidakadilan, maka segeralah bangun dan atur lagi langkah-langkah kalian, karena rakyat negeri ini tentu akan mengunggu kiprah kalian untuk merasakan bagaimana sesungguhnya keadilan itu. Kalian memang bukan satu2nya sumber keadilan, tapi boleh jadi sekarang ini tinggal kalian yang menjadi harapan negeri ini untuk mewujudkan itu.
Jangan hiraukan orang-orang yang bertepuk tangan dengan kejadian ini. Mereka memang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma bertepuk tangan itu saja. Di lubuk hatinya yang paling dalam justru saya kira mereka menyimpan “kekaguman” kepada ketegaran dan kesolidan kalian. Maka segera bangkit dan tunjukkan ketegaran dan kesolidan itu dengan tindakan yang nyata. Meratap dan merutuk hanya akan membuat mereka semakin bertepuk tangan.
Salam 3 besar.
0 komentar:
Post a Comment