Wakil Rakyat Ini Beberkan Argumen Telak untuk Tolak Komunisme di Indonesia
Ideologi komunisme makin berani menunjukkan taringnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan hanya di dunia maya, penggunaan simbol-simbol komunisme makin banyak didapati di dunia nyata.
Pemerintah yang seharusnya bersikap tegas pun terkesan bungkam. Banyak pernyataan-pernyataan ambigu yang seolah memberi lampu hijau bagi ideologi apa pun untuk berkembang, kemudian menguasai bangsa penganut Pancasila ini.
"Mereka (komunis) terus melakukan konsolidasi, menyebarkan simbol-simbol komunisme, dan ada desakan untuk mencabut Tap MPRS No. XXV/MPR/1966 yang melarang Partai Komunisme Indonesia (PKI). Kenapa mereka minta Tap itu dicabut? Karena untuk menghidupkan kembali komunisme," ungkap Wakil Ketua MPR RI Dr Hidayat Nur Wahid MA sebagaimana dilansir detik, Jum'at (16/12/16).
Menurut Hidayat, ideologi komunisme terbukti merusak dan tiga kali melakukan pemberontakan terhadap pemerintah sah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tiga pemberontakan itu terjadi antara kurun waktu 1948 sampai 1965.
Hidayat menegaskan, Bangsa Indonesia harus kembali kepada Pancasila. Dalam sila-sila Pancasila itu terdapat argumen yang sangat kuat untuk melawan ideologi komunisme dan semua anasir-anasir kebangkitannya.
"Dalam Pancasila ada Ketuhanan (sila pertama). Sedangkan komunisme tidak mengakui adanya Tuhan," terang Hidayat.
Ia juga mengingatkan Presiden Jokowi agar tegas melawan komunisme, karena Presiden menandatangani peringatan hari lahirnya Pancasila.
"Presiden Jokowi yang menandatangani hari lahir Pancasila 1 Juni, seharusnya Presiden melawan komunisme. Dalam Pancasila 1 Juni ada Ketuhanan. Dengan demikian hormatilah agama," pungkas Hidayat.
0 komentar:
Post a Comment